Sejarah Magelang

Rindam IV/Diponegoro, Markas Pertahanan Negara yang dibangun Sejak Zaman Kolonial

Rumah Dinas Rindam IV/Diponegoro juga pernah difungsikan untuk memadamkan Perang Jawa, 1825-1830.

Kompleks Rindam IV/Diponegoro (Apahabar.com/Arimbihp)

apahabar.com, MAGELANG - Magelang adalah kota yang terkenal sebagai 'markas militer' sejak masa kolonial. Banyak bangunan peninggalan sejarah yang masih difungsikan hingga saat ini.

Salah satu peninggalan tersebut adalah Rumah Dinas Rindam IV/Diponegoro yang berada di kawasan Jalan Ahmad Yani, Magelang.

Rindam IV/Diponegoro adalah komando pelaksana yang bertugas menyelenggarakan pendidikan pertama Bintara/Tamtama, Diktuk Ba Reguler dan Dikspes Ba/Ta.

Rindam IV/Diponegoro juga bertugas untuk menyelenggarakan dan memberikan asistensi latihan kepada satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro.

Para anggotanya juga bertugas sebagai pengajar, pengawas, pengembangan/pengaturan daerah latihan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Arsitektur Rumah Dinas Rindam IV/Diponegoro bernuansa klasik dan indis, masyarakat setempat menyebutnya Pondok Sriti.

"Pembangunan Rumah Dinas Rindam IV/Diponegoro dilakukan pada kisaran 1900-an," kata Sejarawan Magelang, Gusta Wisnu Wardana, Selasa (14/11).

Sebelum disebut Pondok Sritii dan difungsikan sebagai Rumah Dinas Rindam IV/Diponegoro, bangunan tersebut adalah Hoofdwacht Militaire Auditie atau Markas Pengawas Militer di zaman kolonial Belanda.

Rumah Dinas Rindam IV/Diponegoro juga pernah difungsikan untuk memadamkan Perang Jawa (1825-1830).

"Sengaja Jenderal Hendrik Merkus Baron de Kock membuat rumah dinas tersebut setelah memindahkan markas besar tentara dari Surakarta ke Magelang pada tanggal 13 Maret 1828 guna memadamkan Perang Jawa (1825-1830)," imbuhnya.

Rindam dan Perang Jawa

Strategi pertahanan pemerintah kolonial di Jawa mengalami perubahan sesudah 1880.

Perubahan yang dilakukan adalah mengganti sistem pertahanan dengan mengalihkannya kepada musuh dalam negeri dan bukan dari serangan Portugis, Inggris.

Guna menjaga pertahanan di daerah Jawam maka dipilih kota garnizun pada tiap-tiap provinsi.

Garnizun adalah sebutan untuk sekelompok pasukan yang bertempat di suatu lokasi, dan bertujuan untuk mengamankannya.

"Daerah yang menjadi pertahanan yaitu Malang, Magelang dan Bandung.

Seiring berjalannya waktu, kompleks militer yang menjadi bagian dari Garnizun di Magelang berubah menjadi Kompleks Resimen Induk Kodam IV/Diponegoro, atau yang biasa dikenal dengan Rindam IV/Diponegoro.