Hot Borneo

Ribut-Ribut Kupon Solar SPBU Banjarbaru, Benarkah Oknum Ikut ‘Bermain’?

apahabar.com, BANJARBARU – Senin pekan lalu, keributan terjadi di SPBU Simpang Empat, bundaran Banjarbaru. Ribut-ribut siang…

Selisih paham antara para sopir solar dengan oknum diduga kepolisian terjadi di SPBU Simpang Empat Banjarbaru.

apahabar.com, BANJARBARU – Senin pekan lalu, keributan terjadi di SPBU Simpang Empat, bundaran Banjarbaru. Ribut-ribut siang itu dipicu praktik pelangsiran.

“Ada oknum polisi terlibat dalam aksi pelangsiran tersebut,” ujar sumber media ini.

Perselisihan muncul manakala adanya pengaturan jatah atau kartu pengisian solar oleh pria yang diduga sebagai anggota kepolisian.

“Jadi ada keresahan di kalangan sopir-sopir angkutan pengguna BBM solar,” ujarnya.

Sekadar tahu, sejak 23 Mei, guna menikmati bahan bakar di SPBU tersebut para sopir tak perlu lagi mengantre panjang. Sebab sudah menggunakan sistem kupon. Antrean lalu dipindahkan ke Sungai Ulin.

“Kupon diatur polisi,” ujar sopir satu ini, Senin (30/5).

Sayang, menurut dia, belakangan yang mendapat kupon itu justru para pelangsir dan mereka yang membayar.

“Banyak sopir angkutan malah tidak dapat kupon karena ada permainan tadi,” sambungnya.

Lantas benarkah ada kongkalikong antar-sopir dengan oknum kepolisian?

Dikonfirmasi, Kapolres AKBP Nur Khamid membantah tegas.

“Semua itu telah diatur oleh pihak SPBU baik kartu antrean atau kupon,” kata Khamid melalui Kasi Humas AKP Tajudin Noor kepada apahabar.com, Senin (30/5).

Kendati begitu, Tajudin menerangkan soal adanya informasi keterlibatan oknum polisi dalam pembagian solar akan kembali didalami pihaknya.

“Terima kasih atas informasinya, kami akan lakukan penyelidikan tentang info ini,” ungkapnya.

Bila nantinya ditemukan benar adanya keterlibatan oknum polisi, Tajudin berjanji akan mengambil tindakan sesuai ketentuan disiplin anggota Polri.

Senada dengan Tajudin, Kasat Reskrim AKPEndrisAry Dinindra membantah adanya dugaan keterlibatan polisi dalam pembagian kupon antrean.

Endris mengaku hanya mengetahui benar ada penerapan sistem kupon antrean di SPBU tersebut.

Diceritakan Endris, awalnya pihaknya menerima keluhan dari masyarakat juga pemilik toko sekitaran SPBU imbas kemacetan panjang akibat antrean di SPBU.

Toko-toko tersebut tertutupi oleh badan mobil yang mengantre. Kemudian, pengguna jalan juga terganggu. Arus lalu lintas tidak lancar.

Mendapati laporan, polisi memanggil pihak SPBU. Upaya-upaya agar tidak terjadi antrean panjang hingga menimbulkan masalah lainnya ditanyakan.

“Jawaban dari mereka, dengan membagikankupon untuk urutan mobilnya jadi tertib di jalan,” ujar Endris.

Sehingga, lanjutnya, pihak kepolisian hanya sebatas mengetahui adanya pembagian kupon antrean. Namun, bukan berarti pembagian kupon dilakukan oleh pihak kepolisian. Melainkan dari pihak SPBU langsung.

“Perihal lainnya kita enggak tahu, cuma kita jadikan bahan untuk diselidiki lebih lanjut,” terangnya.

Endris juga bilang apabila nanti ditemukanada oknum polisi terlibat dan memanfaatkan situasi tersebut, maka akan dikenai disiplin kinerja.

“Intinya kita mengetahui saja, teknis dari SPBU. Dan kita hanya ingin lalu lintas lancar tidak macet,” cetusnya.