Menyambut Bulan Ramadan

Ribuan Masyarakat Kota Magelang Meriahkan Tarhib Ramadan 2023

4.000 masyarakat Kota Magelang mengikuti Tarhib Ramadan dengan mengusung tema Kesetaraan Antar Umat Beragama dan Warga Kota Magelang.

Tarhib Ramadan Kota Magelang, Selasa 21 Maret 2023 di Alun-Alun. (Foto: apahabar.com/Arimbi Haryas)

apahabar.com, MAGELANG - Sebanyak 4.000 masyarakat Kota Magelang mengikuti Tarhib Ramadan dengan mengusung tema Kesetaraan Antar Umat Beragama dan Warga Kota Magelang, Selasa (21/3).

Pada acara tersebut, para peserta yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA serta berbagai elemen masyarakat berjalan berkeliling, mulai dari Alun-Alun Kota Magelang-Pecinan dan kembali lagi ke garis awal.

Tak hanya berjalan, para peserta juga membawa spanduk, serta tulisan-tulisan unik yang bertema Ramadan sembari bernyanyi maupun menyapa penonton di sepajang jalan.

Baca Juga: Menyusuri Tradisi Nyadran di Lereng Damalung

Tulisan-tulisan berbahan kertas dan kain itu dibuat sendiri oleh para peserta, ada yang berisi doa, ada juga pantun maupun kaligrafi.

Setelah sempat vakum selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19, pada 2023 ini, Tarhib Ramadan di Magelang digelar dengan semarak dan meriah.

Akar Kata Tarhib

Diulas lebih dalam, kata Tarhib artinya penyambutan, berasal dari Rahiba-Yarhabu-Rahaban (رحبا) bermakna Ittasa'a (melebarkan, meluaskan, melapangkan).

Kata ini dalam bahasa Arab digunakan untuk sambutan, sambutan apa saja. Sehingga sebenarnya, bukan hanya diperuntukkan momentum Ramadan saja.

Tarhib Ramadan di Alun-Alun Kota Magelang, Senin 21 Maret 2023. (Foto: apahabar.com/Arimbi Haryas)

Walikota Magelang, Muchamad Nur Aziz menuturkan, Tarhib Ramadan pada 2023 mengajak masyarakat untuk membangun kota yang menjunjung tinggi toleransi.

"Jadi yang Muslim menghormati yang Kristen, begitu juga sebaliknya, sehingga masyarakat bisa hidup berdampingan dengan damai dan rukun," kata Nur Aziz dalam pidato pembukaanya, Selasa (21/3).

Nur Aziz serta sejumlah Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga menandatangani spanduk dekolarasi Kesetaraan Antar Umat Beragama dan Warga Kota Magelang sebagai bentuk komitmen untuk mewujudan toleransi.

Warga Nonmuslim Turut Memeriahkan Tarhib

Sementara itu, seorang peserta, Kristi (34) yang mewakili sekolahnya untuk mengikuti Tarhib Ramadan mengaku senang dan bangga.

"Pengalaman pertama ikut Tarhib, meskipun bukan muslim, tetapi ikut merasakan nuansa Ramadan, ini bentuk toleransi yang harus diterapkan ke masyarakat terutama ke anak-anak," kata Kristi saat ditemui apahabar.com, Selasa (21/3).

Baca Juga: Jelang Ramadan, Permintaan dan Harga Bunga Tabur di Magelang Naik Dua Kali Lipat

Sejak Minggu 19 Maret 2023, perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai guru itu turut membantu anak didiknya untuk membuat aneka pamflet dan tulisan-tulisan untuk Tarhib Ramadan.

"Siswa yang diajak juga kami campur, ada yang Muslim, Kristen, Katolik, semua kami libatkan dan diajak untuk berkreasi," tuturnya.

Meski terdiri dari berbagai agama, Kristi mengaku tidak ada kesulitan maupun konflik selama mempersiapkan acara.

"Orang tua semuanya kami beritahu, dan tidak ada yang keberatan, justru memberi dukungan secara mental maupun materi," katanya.

Cita-cita Bhineka Tunggal Ika

Ia berharap, Bhineka Tunggal Ika yang diusung pada Tarhib 2023 bukan hanya bersifat eventorial atau acara sesaat saja, namun juga terus diterapkan di kehidupan sehari-hari.

"Dengan demikian, maka akan terbentuk masyarakat yang tepa slira (saling menghormati), dan meminimalisir berkembangnya paham radikalisme yang akhir-akhir ini marak muncul," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, seorang siswa yang turut terlibat pada Tarhib 2023, Revo (18) mengatakan dirinya tidak merasa lelah meski harus bangun subuh dan berjalan kaki memutari alun-alun untuk mengikuti acara tersebut.

"Senang, tidak capek karena mendapat banyak teman baru dan bisa menonton pertunjukan reog dan soreng," katanya.

Baca Juga: Kompleks Pemakaman Gunungpring Magelang Ramai Dipadati Peziarah

Siswa SMP Negeri 1 Kota Magelang itu merasa, suasana Ramadan kian dekat dengan adanya Tarhib 2023 di Kota Magelang ini.

"Tadi bangun, subuhan, sarapan, terus ikut Tarhib, acaranya seru, tidak ada pelajaran," kata Revo yang sehari-hari tinggal di Nambangan.

Revo sendiri tidak terlalu asing dengan Tarhib lantaran di daerah tempat tinggalnya juga diadakan acara serupa namun berbeda.

"Kalau di rumah Tarhibnya hanya manakiban, doa bersama, tidak jalan-jalan," ujarnya.

Baca Juga: Sambut Ramadan, Warga Cungking Banyuwangi Gelar 'Resik Lawon'

Sementara itu, ditanya ihwal toleransi beragama dan tenggang rasa, Revo pun juga sudah mengenalnya dengan baik.

"Soalnya di sekolah temannya juga beragam, ada Kristen, Katolik, Hindu, Budha, jadi tidak kaget dengan perbedaan yang ada," kata Revo.

Revo berharap, ke depan ada acara Tarhib maupun agenda Ramadan serupa, namun ditambah kesenian daerahnya agar acara semakin semarak.

"Sudah ada reog, warok dan soreng, ingin lihat kesenian lainnya yang lebih banyak, jadi acaranya bisa lebih ramai," ujarnya.