Kalsel

Ribuan Massa Blokade Jalan Nasional Tapin: Maaf, Kami Lapar

apahabar.com, RANTAU – Ribuan massa aksi memblokade ruas jalan nasional di Km 101, Suato Tatakan, Kabupaten…

Jika sampai esok belum dibuka, para sopir angkutan AGM berencana kembali berdemo dengan massa lebih besar. Foto: Dok.apahabar.com

apahabar.com, RANTAU – Ribuan massa aksi memblokade ruas jalan nasional di Km 101, Suato Tatakan, Kabupaten Tapin, Senin (13/12). Blokade imbas penutupan jalan hauling Tapin Coal Terminal (TCT).

Pantauan apahabar.com, massa aksi terdiri dari para sopir truk dan pekerja kapal tongkang. Mereka turut memboyong ’emak-emak’ atau istri mereka.

Kerumunan massa tampak memadati jalan nasional penghubung Kalsel dengan Kaltim tersebut. Kemacetan panjang tak terelakkan terjadi dari kawasan hulu sungai menuju Banjarmasin ataupun sebaliknya.

Tuntutan massa aksi hanya satu; segera buka blokade polisi di jalan hauling, Km 101. Diketahui jalan tambang tersebut digarispolisi sejak 27 November lalu.

Praktis, sudah 17 hari, para sopir tidak lagi bisa bekerja. Aktivitas tambang PT Antang Guntung Meratus terhenti total.

Kendati begitu, aksi blokade jalan nasional hanya berlangsung setengah jam atau berakhir pada pukul 12.30.

Komandan Distrik Militer 1010/Tapin Letkol Inf Andi Sinrang meminta massa aksi menyampaikan aspirasi sesuai peraturan.

“Jangan mengganggu lalulintas, jalan nasional dan sebagainya itu akan berbenturan dengan kami. Karena ini tidak ada urusannya dengan permasalahan yang ada,” tegas dandim.

Lebih lanjut, Andi sebenarnya membolehkan massa aksi menyampaikan aspirasi, asal tertib dan tidak mengganggu masyarakat umum.

“Silakan sampai aspirasi dengan tertib kami hormati, tetapi kalau nanti sudah mengganggu fasilitas umum itu sudah masuk ranah kami,” jelasnya.

Salah satu peserta aksi Trobus Santoso berkata pihaknya memblokade jalan nasional lantaran tak kunjung ada kepastian pembukaan kembali jalan hauling 101.

“Itu refleks dari masyarakat kawan-kawan semua karena lapar jiwa emosi orang mudah, orang banyak macam-macam sehingga terbawa emosi,” ujarnya.

“Jadi kami mohon maaf kepada semua masyarakat yang terganggu perjalanannya, itu cuma karena miskomunikasi. Perut lapar jadi emosi,” tambah Trobus.

Perwakilan sopir angkutan batu bara, Fellyanor berkukuh pihaknya akan terus melakukan aksi sampai tuntutan mereka terpenuhi.

“Tuntutannya sampai ada keputusan dibuka jalan ini. Kami harap agar sesegeranya dibuka, supaya kami bisa kembali bekerja,” harapnya.

Penutupan hauling, menurut TCT, dilakukan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Kalsel.

Polda menutup hauling 101 berdasar laporan dugaan tindak pidana pengrusakan dan penyerobotan tanah seluas 2000 m2 milik TCT di Km 101 Tapin.

Oleh karenanya, Kuasa Hukum TCT, Sandy Nova mengatakan AGM tak lagi berhak menggunakan tanah tersebut. “Karena bukan milik mereka,” ujar Sandy, Jumat 3 Desember kemarin.

PT AGM merupakan raksasa tambang batu bara sekaligus pemegang salah satu PKP2B di Kalsel.

Sementara TCT, berdasar data Kementerian ESDM, dimiliki oleh Muhammad Zaini Mahdi atau lebih dikenal Haji Ijay dan adiknya Muhammad Hatta atau Haji Ciut. Ada juga nama anggota DPR RI Bambang Heri Purnama di kepemilikan saham perusahaan jasa terminal dan angkutan batu bara terbesar di Tapin itu.

Sampai berita ini diturunkan, apahabar.com sudah menghubungi kembali kuasa hukum TCT maupun AGM terkait aksi demonstrasi. Namun tak ada jawaban. Upaya konfirmasi masih berlangsung.

Kisruh penutupan hauling 101 belakangan turut mengundang perhatian Polda Kalsel. Karo Ops Kombes Pol Subchan bilang Polda memahami apa yang dirasakan sopir. Namun pemasangan garis polisi harus dilakukan.

“Proses sidik [penyidikan] masih berjalan di Ditreskrimum," imbuhnya.

Subchan menyebut saat ini negosiasi antara sopir dengan AGM terus dilakukan terkait demonstrasi.

Subchan pun berjanji akan memberikan informasi lanjut terkait hasil negosiasi tersebut nantinya.

"Para perwakilan unras (unjuk rasa) sudah masuk kantor Antang (PT Antang Gunung Meratus) untuk nego. Nanti diinfokan lagi," pungkasnya.

Jerit Sopir Truk TCT Tutup Hauling Km 101: Ratusan Keluarga Bergantung Hidup ke Kami