Kalsel

Revitalisasi Sastra Lisan Banjar, Beda Bapandung dan Basyair

apahabar.com, JAKARTA – Balai Bahasa Kalimantan Selatan (Kalsel) merevitalisasi sastra lisan Banjar, berupa Bapandung dan Basyair….

Bintek perlindungan sastra lisan Basyair se Kabupaten Hulu Sungai Tengah beberapa waktu lalu. Foto-Balai Bahasa Kalsel.

apahabar.com, JAKARTA – Balai Bahasa Kalimantan Selatan (Kalsel) merevitalisasi sastra lisan Banjar, berupa Bapandung dan Basyair. Memiliki kemiripan, namun ternyata punya perbedaan.

"Bapandung adalah sastra lisan Banjar bercerita yang biasanya diadakan sebagai hiburan. Bapandung ini mirip dengan monolog, tetapi ada perbedaan yang cukup kuat antara keduanya," ujar Kepala Balai Bahasa Kalsel, Muhammad Lutfi Baihaqi, dalam keterangan tertulisnya seperti dilansir Antara, Jumat (29/10).

Dia menambahkan Bapandung merupakan monolog yang tidak hanya bercerita biasa, tetapi juga mempertunjukkan tiga hal. Yakni mempertunjukkan busana tokoh, yang selalu berganti sesuai pergantian karakter; Si pamandungan harus merubah cara bicara dan tingkah laku sesuai perubahan karakter, dan adanya konflik tertentu.

Sedangkan Basyair adalah sastra lisan membaca syair dalam bahasa Banjar. Pada masa dulu, Basyair adalah hiburan setelah masa panen, syair dibaca sebagai penghilang penat. Syair juga biasa digunakan sebagai nasihat pada acara keagamaan atau pada acara perkawinan.

"Dewasa ini, syair sebagai tontonan mulai kurang diminati masyarakat karena masyarakat modern lebih memilih tontonan seperti sinetron, film dan lain-lain," terang dia.

"Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab dalam upaya pelindungan dan pelestarian sastra lisan di daerah, pada tahun ini kami melakukan revitalisasi sastra lisan Bapandung dan Bimbingan Teknis Pelindungan Sastra Lisan Basyair," terang Lutfi.

Dia menjelaskan program itu bertujuan melestarikan dan melindungi sastra lisan, mengenalkan sastra lisan bapandung dan basyair kepada generasi muda, meningkatnya penutur atau pendukung sastra lisan Bapandung dan Basyair, dan meningkatnya pelaku seni sastra lisan itu.