Kalsel

Respons Epidemiolog, Kalsel Tembus 4 Ribu Kasus Covid-19

apahabar.com, BANJARMASIN – Memasuki bulan keempat, angka pasien yang terkonfirmasi positif dan sembuh dari Covid-19 terus…

Pakar epidemiologi Kalsel menyebut temuan-temuan yang berkejaran dengan deret hitung membuat kasus positif Covid-19 terus bertambah. Foto ilustrasi epidemiolog-Detik.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Memasuki bulan keempat, angka pasien yang terkonfirmasi positif dan sembuh dari Covid-19 terus meningkat signifikan.

Angka peningkatan ini menurut pakar epidemiologi disebabkan temuan-temuan yang berkejaran dengan deret hitung bertambahnya kasus positif.

“Penularan masih belum bisa distabilkan dan belum mencapai puncak capaiannya,” ungkap Pakar Epidemiologi Kalsel, dr IBG Dharma Putra kepada apahabar.com, Sabtu (11/7) malam.

Sebagai informasi, angka positif Covid-19 di Kalsel telah mencapai 4.069 kasus dan masih ada 2.575 pasien dalam perawatan. Sementara, pasien sembuh telah mencapai 1.283 orang.

Angka Covid-19 tersebut kata Dharma dipengaruhi oleh karakter virus, durasi serta frekuensi penularan.

“Karakter virus di luar kendali kita dan tidak perlu terlalu dicemaskan. Yang terpenting adalah memperpendek durasi dan memperkecil frekuensi,” papar Direktur Utama RSJ Sambang Lihum ini.

Pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengupayakan percepatan penemuan dan pengujian kasus Covid-19. Hal tersebut kata Dharma, dapat mempersingkat durasi penularan yang dimaksud.

“BPBD Kalsel dengan inovasi model penemuan dan meminta bantuan percepatan testing ke beberapa provinsi lain,” terang dia.

Kendati demikian, memperkecil frekuensi belum terlihat secara nyata sebab pergerakan masyarakat tidak bisa dikendalikan.

Solusi terbaik saat ini adalah memperkuat protokol kesehatan, seperti ketentuan wajib memakai masker.

“Tentunya harus disertai dengan terjaminnya produksi masker yang cukup untuk seluruh masyarakat,” lanjutnya

Selain pendistribusian untuk seluruh pelosok, harus dipastikan pula dari segi harga dan terjaminnya pemakaian masker secara benar.

Di sisi lain, kasus pasien meninggal dunia akibat Covid-19 mulai melandai. Angka kematian ini bergantung dari tingkat keparahan kasus, atau terlambatnya penanganan sampai di rumah sakit maupun oleh tim medis.

Keparahan dinilai menurun, sebab hasil penemuan kasus Covid-19 terus meningkat. Ini menunjukkan, mulai banyak orang tanpa gejala (OTG) ditemukan yang sebenarnya tidak parah dan mudah sembuh.
Sedangkan, sebagian pasien sembuh disumbang oleh kasus lama yang telah dilakukan perawatan intens.

“Secara umum kedua hal tersebut berarti kinerja pelayanan kesehatan sudah membaik. Tetapi kinerja surveilans masih perlu dioptimalkan,” tutup dia

Editor: Fariz Fadhillah