Kalsel

Resolusi BPBD Kalsel di 2020;  Upayakan Pencegahan Bencana dan Antisipasi Banjir

apahabar.com, BANJARBARU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel mengupayakan pencegahan kebencanaan Karhutla dan mengantisipasi bencana…

Rapat evaluasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2019, yang digelar di Ruang Rapat H. Aberani Sulaiman, Setdaprov Kalsel, Senin (30/12) pagi. Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah

apahabar.com, BANJARBARU– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel mengupayakan pencegahan kebencanaan Karhutla dan mengantisipasi bencana banjir serta cuaca ekstrem di 2020.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalsel Abdul Haris Makkie mengatakan, dalam mencegah bencana alam memerlukan langkah antisipasi dan koordinasi.

“Jika terkait Karhutla koordinasi di lapangan harus ditingkatkan, juga harus ada edukasi kepada masyarakat baik individu maupun korporasi (kelompok),” ujarnya saat ditemui seusai Rapat Koordinasi dan Evaluasi Karhutla 2019 di ruang rapat H Abrani Sulaiman Sekdaprov Kalsel, Banjarbaru, Senin (30/12) siang.

Menurutnya, untuk mengatasi Karhutla di 2020 lebih diperlukan edukasi sebelum mengarah ke penegakan hukum.

“Harus dilakukan lebih intens lagi penyampaiannya kepada masyarakat, penegakan hukum itu penting tetapi sebelum itu sebaiknya dilakukan edukasi dan kedekatan,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan, selama ini dari tahun ke tahun Kalsel selalu menanggulangi bencana. Belum sampai tahap secara teknis atau ilmiah dan teknologi bisa dilakukan terhadap penanggulangan Karhutla khususnya di lahan gambut.

“Kita pasti tidak ingin setiap tahun seperti itu terus, kemampuan penanganan bencana harus diperkuat sehingga dalam penanganannya lebih cepat, lebih baik, dan tepat sasaran,” ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, penanggulangan bencana di Kalsel harus disertai koordinasi yang bagus dan memiliki pemetaan tugas masing-masing dalam mengantisipasi bencana.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalsel Wahyuddin menerangkan, dari rapat koordinasi dan evaluasi penanganan bencana, menghasilkan kesimpulan untuk semua pihak terkait agar meningkatkan sinergitas, karena bencana itu urusan bersama.

“Mulai saat ini kita akan memerankan siapa mengerjakan apa, jadi tidak ada yang saling menyalahkan antara anggota satgas yang dibentuk. Sehingga penanganan bencana ke depan khususnya Karhutla bisa cepat ditangani,” jelasnya.

Berkaca dari analisa BPBD 2019, keterlambatan informasi menjadi penghambat. Oleh karena itu pihaknya telah mempersiapkan antisipasi bencana alam di Kalsel dengan pembagian peran yang pas.

“Jadi kita sudah tangani di awal dan titik beratnya itu pencegahan. Agar supaya bekas Karhutla tahun lalu tidak terjadi lagi di tahun depan, dengan menyiapkan baik itu sarana informasi, membentuk satuan tugas (satgas), sarana peralatan. Kemudian mengenai biaya operasionalnya juga telah dipersiapkan agar nanti pada saat Karhutla terjadi sudah jelas penanganannya,” kata Wahyuddin.

Bukan hanya penanganan Karhutla 2020, BPBD Kalsel juga dari jauh-jauh hari telah upayakan koordinasi dan sinergitas dalam menghadapi bencana banjir yang puncaknya di prediksi pada Januari 2020.

“Untuk banjir sudah saya sampaikan ada 4 Kabupaten telah kanaikan status menjadi siaga darurat Bencana banjir, yaitu Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan, Tapin, dan Batola,” ungkapnya.

Sedangkan, lanjutnya, untuk Provinsi Kalsel sendiri per 2 Januari 2020 rencananya juga akan menaikkan status siaga darurat bencana banjir.

“Untuk antisipasi banjir kami telah menyiapkan Satgas bencana banjir dan sudah memetakan tempat-tempat untuk warga yang terkena musibah bencana banjir,” paparnya.

Kemudian, BPBD juga melakukan peninjauan ke sungai dan jembatan yang terindikasi sebagai sarang sampah, lalu meninjau got-got selokan dan meninjau peralatan seperti Early Warning System (EWS) (sinyal yang memberi tahukan jika debit air naik).

Wahyuddin mengimbau kepada masyarakat di daerah perkotaan, khususnya yang memiliki ruko atau toko untuk tidak menyemen halamannya.

“Pakai bata pres saja agar air bisa meresap, agar air tidak langsung menuju ke jalan dan menyebabkan banjir di kota,” ucapnya

Terakhir, Wahyuddin mengatakan telah meningkatkan respon time, dengan memberlakukan call center lewat 122 dan berlaku per 2 Januari 2020.

Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Wahyuddin saat ditemui awak media seusai kegiatan rapat evaluasi karhutla. Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah

Baca Juga: BPBD Kalsel Siapkan Satgas Banjir

Baca Juga:Dikabarkan Karhutla Kalsel di Atas Riau, Kalak BPBD Kalsel Ungkap Data

Reporter: Nurul Mufidah

Editor: Muhammad Bulkini