Resesi Global Bikin Was-was, Apa Itu Resesi?

Resesi diproyeksi akan melanda banyak negara di dunia, tapi apa sebenarnya itu resesi?

Ilustrasi. Foto-detik.com

apahabar.com, JAKARTA – Resesi ekonomi menjadi topik yang hangat dibicarakan banyak kepala negara. Pasalnya, resesi yang akan terjadi, kemungkinan dampaknya sangat luas hingga berskala global. 

Kemungkinan resesi banyak dilihat, salah satunya pertumbuhan ekonomi negara adikuasa, Amerika Serikat kembali mengalami kontraksi pada Kuartal II 2022 sebesar minus 0,6 persen.

Tapi, Bank Sentral Amerika, The Fed, membantah kekhawatiran resesi yang terjadi di negaranya. Padahal pertumbuhan kotraksi sudah terjadi pada kuartal sebelumnya, sebesar minus 1,6 persen.

Lantas apa itu resesi ekonomi? Dilansir dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah suatu kondisi perekonomian negara sedang memburuk, dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang mengalami pertumbuhan negatif, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif, selama dua kuartal berturut-turut.

Pertumbuhan ekonomi yang terus menurun, imbas dari banyaknya konflik yang melanda dunia. Dimulai dari perang dagang Amerika-China, pandemi Covid-19, perang fisik Ukraina-Rusia dan yang akan datang konflik China-Taiwan.

Konflik yang melanda dunia berdampak kepada banyak negara, bahkan kemungkinan resesi ekonomi akan terjadi secara global.

Dampak dari resesi itu sendiri sangat besar, pertama karena pertumbuhan ekonomi yang terus bernilai negatif, akan mengakibatkan kapasitas produksi menjadi tertahan dan meningkatkan jumlah pekerja yang di-PHK.

Selain itu, aliran investasi dalam negeri akan menurun karena investor akan lebih memilih instrumen yang lebih aman seperti emas.

Ekonomi yang semakin sulit ditandai dengan pelemahan daya beli masyarakat, akibat tingginya pekerja yang di-PHK.

Penyebab resesi timbul tidak hanya dari konflik global yang berdampak pada ekonomi dalam negeri, tapi bisa disebabkan oleh beberapa faktor lain.

Bersamaan dengan hadirnya konflik dan tingkat hutang yang sangat tinggi, hingga negara tidak sanggup untuk membayar tagihan, bisa menjadi penyebab dari resesi.

Kemudian, nilai inflasi yang berada di atas perkiraan pemerintah, bisa menyebabkan bank sentral negara, menaikan suku bunga dan menghambat aktivitas ekonomi. Inflasi merupakan kenaikan harga barang yang terjadi dan mengakibatkan terhambatnya aktivitas ekonomi.

Selain itu, deflasi juga menjadi penyebab dari resesi. Secara pengertian, deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yaitu penurunan harga suatu barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu.

Terlihat seperti hal yang menguntungkan dari sisi konsumen. Tapi, dari sisi produsen deflasi menyebabkan kerugian, karena harga barang dan jasa yang menurun, tapi biaya produksi masih sama atau meningkat. Akibatnya, produsen harus membuat keputusan untuk mem-PHK pekerja.

Resesi proyeksikan terjadi dalam waktu dekat. Krisis keuangan tersebut, bukan pertama kalinya terjadi. Pada tahun 2008, dunia pernah menghadapi resesi akibat dari pertumbuhan ekonomi yang bernilai negatif, selama lima kuartal berturut-turut.