Remaja 17 Tahun di Semarang Meninggal Saat Nonton JKT48, Inikah Pemicunya?

Remaja 17 tahun meninggal dunia setelah pingsan saat menonton pertunjukan JKT48 di Semarang.

Ilustrasi. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN - Remaja 17 tahun meninggal dunia setelah pingsan saat menonton pertunjukan JKT48 di Semarang.

Hingga kini, belum diketahui pasti pemicu meninggalnya pria bernama Ahmad Arsyad tersebut.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan tengah mendalami kemungkinan penyebabnya di balik dugaan berdesakan saat beredar informasi over kapasitas gedung.

"Itu kita masih dalami lagi," tegas Donny Lombantoruan dikutip dari detikHealth, Jumat (14/7).

"Untuk berdesak-desakan sejauh ini masih kita cari bukti pembanding dari CCTV dan terkait penyebabnya juga masih akan dalami lagi," sambungnya.

Donny menyebut korban sudah dalam kondisi denyut berhenti saat sampai di rumah sakit. Pihak RS Telogorejo juga sempat memberi pertolongan hingga dinyatakan meninggal.

Inikah Pemicunya?

Dokter spesialis jantung Vito A Damay menyoroti kemungkinan pemicu meninggalnya yang bersangkutan.

Meski perlu analisis lebih lanjut, dalam kondisi berdesakan termasuk saat konser, masyarakat perlu mewaspadai risiko hipoksia hingga henti jantung.

Pasalnya, saat orang berada di dalam kerumunan dan berdesakan, napas otomatis mendadak kurang lega dan muncul risiko dada terhimpit dengan yang lain. Akibatnya, pernapasan tidak bisa berjalan dengan baik.

"Oksigen akhirnya terganggu. Tubuh mengalami kekurangan oksigen," sebut dr Vito.

Henti jantung karena hipoksia atau kekurangan oksigen dalam sel otot jantung terbilang fatal. Detak jantung berjalan semakin lambat sampai akhirnya tidak terdeteksi.

Tanda awal yang perlu dicurigai adalah pusing, sesak napas, mata berkunang-kunang, keringat dingin, dan rasa lemas.

Jika pasien dilaporkan pingsan dan mengalami henti jantung, ada pertolongan pertama yang bisa dilakukan yaitu cardiopulmonary resuscitation (CPR), resusitasi jantung paru atau juga dikenal pijat jantung.

"Pijat jantung dapat menolong meningkatkan survival sampai 40 persen," pungkasnya.

Baca Juga: Penggemar JKT48 Meninggal, Polisi: Konser di Semarang Belum Berizin-Overkapasitas!