Nasional

Rekaman Kokpit Lion Air Sebelum Jatuh, Kopilot: Allahu Akbar!

apahabar.com, JAKARTA – Fakta terbaru jatuhnya Lion Air PK-LQP terungkap dari rekaman cockpit voice recorder (CVR). Sesaat…

Ilustrasi pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang. Foto-net

apahabar.com, JAKARTA- Fakta terbaru jatuhnya Lion Air PK-LQP terungkap dari rekaman cockpit voice recorder (CVR). Sesaat sebelum pesawat itu jatuh pada Oktober 2018 lalu, kepanikan terjadi di kokpit.

Reuters seperti dilansir detikcom, menyebut ada tiga sumber yang mengungkapkan isi rekaman CVR pesawat tersebut kepada mereka. Isi rekaman itu mengungkap fakta terbaru setelah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis preliminary report pada November 2018 lalu.

Dalam laporan tersebut, pilot memegang kontrol sementara kopilot bertanggungjawab pada radio. Setelah 2 menit terbang, kopilot melaporkan ada ‘flight control problem’ ke ATC dan pilot berniat menjaga ketinggian pada 5.000 kaki.

Sumber pertama Reuters mengatakan masalah yang dimaksud kopilot adalah ‘airspeed’ disebutkan di CVR. Sementara sumber kedua mengatakan, ada masalah yang timbul di indicator display pilot, tapi tidak muncul di display kopilot.

Sumber pertama Reuters mengatakan pilot meminta kopilot mengecek buku pegangan referensi cepat yang berisi ceklis untuk peristiwa abnormal. Saat itu, suasana di dalam kokpit disebut penuh kepanikan.

9 menit berikutnya, sistem pesawat memberi tahu pilot bahwa pesawat dalam kondisi stall, sehingga mendorong hidung pesawat ke bawah. Pilot berusaha untuk menaikkan hidung pesawat, tetapi komputer masih salah mendeteksi stall. Akibatnya, hidung pesawat terdorong ke bawah oleh sistem trim pesawat. Normalnya, trim berguna untuk menyesuaikan permukaan pesawat sehingga tetap terbang lurus.

Di pengujung penerbangan, pilot meminta kopilot untuk menerbangkan pesawat, sementara dia mengecek buku panduan untuk mencari solusi.

Baca Juga: Terkuak, Pilot Ketiga Jadi Penyelamat Lion Air Sebelum Jatuh di Laut Jawa!

Sekitar satu menit sebelum pesawat hilang dari radar, pilot meminta ATC untuk mem-clear-kan lalu lintas sekitarnya di bawah 3.000 kaki dan meminta ketinggian 5.000 kaki yang kemudian disetujui.

Sumber-sumber Reuters mengatakan ketika pilot masih berusaha menemukan prosedur yang tepat dalam buku pegangan, kopilot tidak dapat mengendalikan pesawat.

Tiga sumber Reuters mengatakan pilot asal India, Bhavye Suneja, terdiam di detik-detik terakhir pesawat mengudara. Sementara itu, kopilot asal Indonesia, Harvino, megucapkan ‘Allahuakbar!’

Pesawat tersebut kemudian jatuh ke perairan Karawang dan menewaskan 189 orang di dalamnya.

Laporan KNKT pada November 2018 lalu juga mengungkap, Digital flight data recorder (DFDR) merekam adanya hal teknis berupa perbedaan antara dua AoA (Angle of Attack) yang ada di kokpit pesawat Lion Air PK-LQP. Belakangan hal itu diketahui, persoalan yang serupa terjadi pada pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada awal Maret ini. Tidak ada indikasi kecelakaan disebabkan karena faktor manusia.

Soal isi CVR yang diungkap sumber, Reuters telah meminta konfirmasi dari Lion Air, Boeing, hingga KNKT. Namun juru bicara Lion Air mengatakan semua data dan informasi telah diberikan kepada pihak yang menyelidiki serta menolak berkomentar lebih lanjut.

Hal senada juga dilakukan pihak Boeing, mereka menolak berkomentar karena investigasi sedang berjalan.

Pekan lalu, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan laporan investigasi bisa dirilis pada Juli atau Agustus. Ketika dikonfirmasi soal isi CVR pada Rabu (20/3), dia menolak berkomentar. Dia mengatakan, isinya belum dipublikasikan.

Baca Juga: Seluruh Penumpang Lion Air Selamat

Editor: Muhammad Bulkini