Hot Borneo

Refleksi IWD 2022 di Kalsel: Hentikan Pelecehan karena Perempuan Ingin Dihargai

apahabar.com, BANJARMASIN – Makin maraknya ‘predator’ membuat kebebasan perempuan masih terancam. Kondisi ini juga terjadi di…

Aksi Peringatan Hari Perempuan Internasional tahun 2021 di Banjarmasin. Foto-Dok

apahabar.com, BANJARMASIN – Makin maraknya 'predator' membuat kebebasan perempuan masih terancam. Kondisi ini juga terjadi di Kalimantan Selatan.

Tepat pada momentum Hari Perempuan Internasional atau International Womens Day (IWD) 2022,apahabar.commelakukan wawancara terhadap kaum hawa yang belum sepenuhnya 'merdeka'. Sebab, mereka pernah mengalami pelecehan seksual secara verbal. Seperti catcalling misalnya.

"Pernah disiul, saat lagi di pasar malam, kejadiannya memang sudah lama," kata Anisa Andelina (20).

Perempuan asal Muara Teweh, Kalimantan Tengah itu mengakui fenomena catcalling seakan sudah dianggap biasa bagi sebagian orang. Namunz menurut dia, perlakuan tersebut tetap membuat para kaum hawa merasa terancam. Terlebih saat berada di tempat asing.

Perlakuan tak pantas juga pernah dialami Rusmiah (19), mahasiswi di salah satu perguruan tinggi Banjarmasin. Meski dia enggan membeberkan secara spesifik pengalaman tak mengenakan yang dimaksud.

"Pernah, tapi itu cerita lama sudah beberapa tahun yang lalu, sekitar SMP," kata perantau asal Tanah Bumbu ini.

Sedangkan Nurul Hikmah (22), gadis asal Tabalong memaknai peringatan IWD sebagai ajang refleksi.
Ia tak menampik bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan masih sangat marak terjadi.

"IWD bisa sebagai ajang titik balik untuk menunjukkan bahwa perempuan itu pada dasarnya kuat, tulus, pemberani, patut diharga dan dihormati," ujarnya.

"Ke depan semoga semua perempuan lebih dihargai tanpa melihat status sosialnya, latar belakang atau masa lalunya," harapnya.

Sementara makna hari perempuan bagi Hana Eka Wati (22) adalah momentum untuk menunjukkan bahwa kaum hawa sudah seharusnya bebas. Sering kali, kata dia, stigma terhadap perempuan dibeda-bedakan oleh sebagian orang.

"Hal kecil misalnya seperti pulang ke rumah terlalu larut itu kerap dianggap tidak baik. Belum lagi cara berpakaian selalu jadi perhatian," ungkapnya.

"Harapannya bisa saling menghargai satu sama lain aja, jangan pandang gender dan pesan paling pentingnya sesama perempuan seharusnya lebih bisa bersimpati tanpa saling memojokkan," pesan perempuan asal Banjarmasin ini.

International Womens Day8 Maret 2022 mengusung tema#BreakTheBias. Tema tersebut dipilih untuk merayakan pencapaian perempuan di seluruh dunia di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Selama ini, perempuan dari berbagai latar sosial budayanya selalu memiliki bias, stereotip, dan diskriminasi. Akibatnya, kesetaraan gender sulit untuk dicapai.

Bias tersebut bisa datang dari mana saja, mulai dari komunitas, tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, dan lingkungan di sekitar.

Kampanye #BreakTheBias mengajak seluruh masyarakat di dunia untuk berupaya memiliki kesadaran terhadap bias yang selama ini menempel pada perempuan dan berupaya mematahkannya.

Di Banjarmasin, komunitas Narasi Perempuan mengawali perayaan IWD 2022 dengan melukis. Hasil karya lukisan setiap peserta yang dipamerkan pada kegiatan di Taman Kamboja Banjarmasin Minggu (6/3) kemarin, rencananya bakal digunakan untuk dua hal.

Pertama, untuk dibawa dan ditampilkan pada saat aksi damai peringatan IWD, Selasa (8/3) besok di bundaran Hotel A, Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Kemudian, menjadi media kampanye di media sosial. Tujuannya untuk melindungi kaum perempuan dari segala hal buruk, termasuk pelecehan seksual.

Aktivitas Narasi Perempuan, Ivania Ananta, mengungkap ada banyak kaum hawa yang mengalami kekerasan domestik.Namun, hingga sekarang perlindungan akan perempuan yang mengalami korban kekerasan seakan masih samar.

"Buktinya Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) yang tak kunjung disahkan," ungkapnya.