News

Realisasi Investasi Kalsel Lampaui Target Nasional, Banjarmasin Termoncer

apahabar.com, BANJARBARU – Realisasi Investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Kalimantan…

Sektor pertambangan batu bara masih menjadi penyumbang terbesar investasi di Kalsel. Foto ilustrasi: Antara

apahabar.com, BANJARBARU – Realisasi Investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Kalimantan Selatan melampaui target nasional. Menembus Rp3,28 triliun hingga triwulan IV atau Oktober-Desember 2021.

"Pada triwulan IV/2021, realisasi investasi PMA di Kalsel sebesar US$ 50,3 juta atau setara dengan Rp734,78 miliar dan realisasi investasi PMDN sebesar Rp2,55 triliun. Total keduanya mencapai Rp3,28 triliun," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalsel Nafarin, dikutip apahabar.com dari laman resmi Pemprov Kalsel, Jumat (25/2).

Dibanding tahun 2020 pada triwulan yang sama, terjadi peningkatan sebesar 1,32 triliun atau sebesar 40 persen.

"Pada triwulan yang sama di tahun 2020, realisasi investasi kita hanya sebesar Rp1,95 triliun," jelasnya.

Ditotal secara keseluruhan sepanjang tahun 2021, artinya realisasi investasi Kalsel mencapai Rp12,71 triliun.

Atau, meningkat sebesar 39 persen dibanding tahun 2020 sebesar Rp9,43 triliun.

"Dengan jumlah tersebut, capaian realisasi investasi Kalsel berhasil melebihi 117 persen dari target yang diberikan BKPM sebesar Rp10,83 trilun," ungkapnya.

Secara kuantitas jumlah proyek di Kalsel pada tahun 2021 -secara kumulatif- berjumlah 3.157 proyek.

Atau, mengalami peningkatan sebanyak 1.158 proyek atau 37 persen dibanding tahun 2020.

Sedangkan tenaga kerja yang diserap mencapai 22.933 orang. Mengalami peningkatan sebanyak 841 orang atau 4 persen dibanding 2020.

"Pertumbuhan positif terjadi pada seluruh lapangan usaha. Lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan paling tinggi adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,89 persen," ungkapnya lagi.

Sementara proyek terbanyak di triwulan IV adalah sektor perdagangan dan reparasi dengan jumlah 280 proyek. Nilai investasinya sebesar Rp248,64 miliar.

Kemudian disusul sektor jasa lainnya sebanyak 65 proyek sebesar Rp85,83 miliar dan sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan dengan jumlah 41 proyek dengan nilai Rp897,40 miliar.

"Untuk nilai investasi paling banyak masih berada pada sektor pertambangan dengan nilai investasi sebesar Rp997,03 miliar," jelasnya.

DPMPTSP Provinsi Kalsel juga mencatat tiga besar daerah penyumbang investasi PMDN dan PMA triwulan IV/2021.

Yaitu, Kota Banjarmasin sebanyak 144 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp770,88 miliar. Lalu, Kabupaten Tanah Bumbu dengan 101 proyek dan nilai investasi sebesar Rp206,15 miliar.

Kemudian, Kabupaten Banjar dengan 82 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp197,20 miliar.

Sedang berdasarkan negara asal, lima besar penyumbang investasi asing pada triwulan IV tahun 2021 di Kalsel, yakni Malaysia sebesar US$ 21,78 juta atau Rp310,66 miliar.

Kemudian, Jerman sebesar US$ 20,58 juta atau Rp300,59 miliar, British Virgin Island sebesar US$ 2,3 juta atau Rp34,53 miliar, dan Belanda sebesar US$ 2,23 juta atau Rp34,53 miliar.

"Jika ditotal, sepanjang tahun 2021, Malaysia menjadi negara dengan nilai investasi terbesar, yakni Rp438,2 miliar. Disusul Jerman sebesar Rp337,9 miliar dan British Virgin Island sebesar Rp321,1 miliar," paparnya.

Untuk target tahun ini, Kalsel ditargetkan dapat mencapai nilai investasi sebesar Rp14,4 trilun. Sekalipun bukan hal yang mudah, namun Nafarin tampak optimis.

"Kita masih punya banyak investor yang ingin mengembangkan usahanya di Kalsel, di antaranya nanti akan pembangunan kilang minyak di Kabupaten Kotabaru dan pembangunan PLTB di Kabupaten Tanah Laut," pungkasnya.

Haji Isam Bangun 4 Smelter, Jangan Ikuti Jejak Meratus Steel!