Kalsel

Rawan Banjir, Dua Sungai Besar Jadi Perhatian BPBD Banjar

apahabar.com, MARTAPURA – Sebagai salah satu daerah rawan, Pemerintah Kabupaten Banjar terus berupaya menggalakkan pencegahan pengendalian…

Sekretaris Daerah, Mokhammad Hilman usai mengikuti Apel siaga bencana banjir di Kantor BPBD Banjar, Kamis (12/12) pagi.Foto-apahabar.com/Musnita Sari

apahabar.com, MARTAPURA – Sebagai salah satu daerah rawan, Pemerintah Kabupaten Banjar terus berupaya menggalakkan pencegahan pengendalian bencana memasuki musim penghujan ini. Sejumlah persiapan mulai dilakukan, dari rapat koordinasi hingga apel bersama yang dimotori oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar.

“Bencana yang rawan di Kabupaten Banjar di antaranya adalah banjir, puting beliung dan tanah longsor,” ungkap Sekretaris Daerah, Mokhammad Hilman usai mengikuti Apel siaga bencana banjir di Kantor BPBD Banjar, Kamis (12/12) pagi.

Ada dua sungai yang menjadi perhatian utama pencegahan banjir kali ini, yaitu Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa. Sejauh ini, Sungai Riam Kanan masih dapat dikendalikan dengan adanya Bendungan, namun pihaknya akan tetap melakukan pengawasan di daerah tersebut.

“Seperti tahun 2005, apabila permukaan air terlalu tinggi juga rawan. Karena spillway-nya terbuka, hingga air melimpah,” beber pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Banjar itu.

Pencegahan banjir berikutnya ada di kawasan Sungai Riam Kiwa. Dipaparkan Hilman, begitu hujan turun di daerah hulu akan berturut-turut banjir melalui aliran sungai tersebut.

“Dari kecamatan Sungai Pinang, Pengaron, Simpang Empat, Astambul, Martapura kota sampai akhirnya tertumpuk paling lama di kecamatan Sungai Tabuk,” sebutnya.

Air dari Sungai Tabuk yang berdekatan dengan wilayah Banjarmasin ujarnya sering tertahan. Sebab wilayah Banjarmasin berada dua meter di bawah permukaan laut.
Salah satu upaya mengantisipasi hal tersebut adalah dengan melakukan normalisasi sebagian sungai Riam Kiwa.

“Walaupun kemarin sudah ada upaya untuk mereduksi banjir tersebut. Yang juga kita arahkan ke sungai tuan ulu, sungai membuluh dan selanjutnya keluar lagi di sungai Martapura,” ungkapnya.

Tak hanya Banjir, bencana lain seperti puting beliung juga rawan terjadi kata dia. Khususnya pada wilayah hamparan tanahnya tidak terdapat pepohonan. Melalui Rakor yang berlangsung kemarin, salah satu antisipasi yang dapat dilakukan yaitu adalah penanaman pohon.

“Mestinya ada penanaman pohon untuk bisa menghalangi dampak dari cepatnya angin dan juga mengurangi panas yang berlebih,” ucapnya.

Pemda kata dia akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengupayakan pengendalian bencana ini. Upaya tersebut juga tak terlepas dari keterlibatan para stakeholder terkait yang dibantu dengan TNI, polri, dan seluruh masyarakat.

Baca Juga:Banjir Mulai Rendam Sejumlah Wilayah Sambas

Baca Juga: Januari 2020, 128 Desa Di Batola Rawan Banjir

Reporter: Musnita Sari
Editor: Muhammad Bulkini