Tragedi Kanjuruhan

Ratusan Nyawa Melayang di Stadion Kanjuruhan, FIFA Sudah Peringatkan Ini

Insiden massal terjadi di Stadion Kanjuruhan melibatkan pendukung Arema dan Persebaya

Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC. Foto: Super Skor.

apahabar.com, JAKARTA - Sepak bola Indonesia kembali berduka. Sekurangnya 153 nyawa melayang dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC dan Persebaya. Sedangkan 180 lainnya kini dalam perawatan di rumah sakit.

Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Nico Afinta mengungkap penyebab para korban meninggal dunia. Menurutnya, tragedi maut itu terjadi karena penumpukan massa

Merujuk pada tragedi tersebut, sistem keamanan yang kurang baik menjadi salah satu alasan hingga banyak korban kehilangan nyawa.

Sejatinya panitia pelaksana wajib menyiapkan prosedur pengamanan untuk laga yang tinggi risiko kerusuhan.

Padahal, FIFA dengan jelas menjelaskan bagaimana prosedur keselamatan dan keamanan untuk sebuah pertandingan. Induk sepak bola dunia itu menjelaskan pentingnya berbagai pihak untuk saling bersinergi.

Aturan FIFA Soal Standar Keamanan

FIFA menyebut sekurang-kurangnya harus ada tiga elemen dalam standar prosedur keamanan pertandingan, antara lain kepolisian nasional, penasehat senior keamanan nasional, dan petugas keamanan yang ditempatkan di area dan dalam stadion.

Bahkan saat pertandingan tidak sedang dilaksanakan sekalipun. Regulasi ini mengatur mulai dari tingkatan jarak di stadion, hingga yang paling spesifik seperti tinggi minimal pagar dan lebar pintu masuk.

Pada prinsipnya, aturan FIFA mengenai standar pengamanan laga umumnya sudah diimplementasikan di liga-liga Eropa. Mengutip dari The Guardian, setidaknya terdapat beberapa poin prosedur pengamanan pertandingan. Berikut adalah ulasannya.

1. Izin Kemanan

Setiap pertandingan harus memiliki surat izin atau sertifikat keamanan dan keselamatan, yang disetujui grup penasihan keselamatan lokal, atau sering disebut SAG di Inggris.

SAG terdiri dari perwakilan klub sepak bola, kepolisian lokal, dinas kesehatan, pemadam kebakaran, dan dinas kesehatan. SAG lantas harus bisa menjamin keamanan mengamankan dan mengantisipasi adanya kerusuhan saat pertandingan sepak bola.

Selain itu, ketua SAG, yang biasanya adalah perwakilan dari dewan kota (untuk Indonesia Pemerintah Kota), berhak membatalkan pertandingan jika menganggap ada risiko tinggi mengenai keselamatan.

2. Skenario Keamanan

Prosedur keamanan di Inggris memiliki sejumlah basis kategori, antara lain kategori A untuk yang minim risiko kerusuhan, B, C, dan C+ yang paling tinggi berpotensi bentrokan.

Untuk kategori A, SAG tidak membutuhkan banyak personel kepolisian. Bahkan, polisi tidak diperlukan untuk memasuki stadion demi mengamankan pertandingan kategori A.

3. Jumlah Aparat di Lapangan
Tidak ada jumlah pasti untuk aparat yang dibutuhkan dalam sebuah pertandingan. Jumlah aparat itu ditentukan dalam rapat koordinasi dengan berbagai elemen, termasuk dari kepolisian lokal.

Akan tetapi, arahan ada berpusat di kepala kepolisan lokal. Namun, setiap klub juga memiliki protokol tersendiri untuk jumlah aparat yang juga disesuaikan dengan skenario SAG.

Namun, yang pasti kategori C+ akan memiliki jumlah aparat yang lebih banyak daripada kategori A.

4. Pihak Keamanan dalam Pertandingan
Pada akhirnya, sistem pengamanan akan berpusat ke klub sepak bola. Petugas keamanan (termasuk stewards) pun menjadi pihak yang melindungi.

Namun, mereka akan diatur oleh Kepala polisi dalam laga itu dan bertanggung jawab atas sumber daya pihak keamanan.

Kepala polisi akan duduk berdampingan dengan petugas keamanan di ruang kontrol. Mereka akan bekerja sama untuk memastikan keamanan secara keseluruhan.

Bagaimana dengan sistem kemanan dalam pertandingan sepak bola di Indonesia?