Info Kesehatan

Ramai Bahaya Rabies, Kenali Ciri dan Gejalanya pada Anjing

Seorang Anak berusia lima tahun asal Kabupaten Buleleng, meniggal dunia setelah digigit oleh hewan peliharaannya sendiri yang ternyata terkena rabies.

Ilustrasi hewan yang terkena rabies. Foto: halodoc

apahabar.com, JAKARTA – Seorang Anak berusia lima tahun asal Kabupaten Buleleng, meninggal dunia setelah digigit oleh anjing peliharaannya yang ternyata terjangkit rabies.

Kedua orang tua korban menyatakan tidak menyadari jika anjing mereka terkena penyakit yang dikenal dengan istilah 'anjing gila'.

Di sisi lain, pihak keluarga pun mengakui bahwa peliharaan mereka itu belum pernah diberi suntik vaksin rabies.

Rabies sendiri merupakan jenis penyakit akibat infeksi virus yang  isa merusak sistem saraf dan otak. Virus tersebut bisa disebarkan tidak hanya melalui gigitan, melainkan juga bisa melalui cakaran atau air liur yang dapat ditularkan pada manusia.

Gejala rabies pada anjing dapat muncul sekitar 3–8 minggu setelah terinfeksi virus rabies. Gejalanya bahkan bisa lebih cepat muncul bila lokasi gigitan atau cakaran dekat dengan kepala.

Bila terkena gigitan atau cakarannya, maka Anda harus segera melakukan pengecakean ke dokter.

Nah, sebagai langkah pencegahan dini, kenali tanda-tanda hewan peliharaan yang mengalami rabies berikut ini:

Tampak Gelisah atau Ketakutan  

Tanda paling umum hewan yang terkena rabies adalah perubahan perilaku. Umumnya hewan akan terlihat gelisah atau ketakutan, tapi pada kasus tertentu bisa saja tampak lemas atau tidak bersemangat.

Lebih Agresif

Virus rabies sendiri diketahui akan menyerang bagian otak dan saraf, sehingga hewan akan sulit untuk mengendalikan pelikaunya.

Oleh karena itu hewan bisa menjadi lebih agresif dengan mencakar atau mengigit siapa pun yang mencoba mendekat, baik kepada hewan lainnya maupun pada manusia.

Demam

Jika hewan sudah mengalami perubahan perilaku, langkah berikutnya adalah melakukan pengecekan suhu tubuh.

Hewan yang mengalami rabies biasanya akan mengalami demam secara tiba-tiba dan hal itu perlu diwaspadai dengan melakukan pengecekan ke dokter.

Air Liur Berlebih

Rabies bisa menyebabkan terjadinya kelumpuhan pada bagian tenggorokan dan rahang hewan, sehingga perliharaan akan sulit untuk mengendalikan air liur yang diproduksi oleh tubuh.

Bahkan pada kasus tertentu, banyaknya air liur yang dikeluarkan bisa membuat hewan telihat berbusa pada bagian mulut atau bibirnya.

Susah Makan dan Minum

Selain mengeluarkan air liur berlebih, kelumpuhan yang dialami hewan rabies akan menyebabkannya sulit menelan, sehingga berdampak pada penurunan nafsu makan dan minum.

Bahkan, hewan akan lebih sering mengalami muntah. Jika peliharaan Anda tiba-tiba kehilangan nafsu makan dan minum, lalu menunjukkan gejala rabies lainnya, maka sebaiknya segera membawanya ke dokter hewan.

Kejang

Selain otak dan rahang, rabies merupakan penyakit yang juga menyereng sistem saraf, hal itu bisa menyebabkan yang terinfeksi mengalami kejang.

Pada beberapa kasus, kejang pada anjing rabies juga bisa disertai gejala lain, seperti pingsan atau bahkan koma.

Susah Berjalan

Kerusakan otak dan saraf akibat rabies bisa membuat hewan menjadi sulit bergerak atau berjalan. Virus rabies juga bisa membuat otot-otot tubuh menjadi kaku, sehingga peliharaan susah bergerak atau tampak kesakitan ketika berjalan.

Sensitif terhadap Cajaya dan Suara

Ciri terakhir, anjing akan tampak mudah terganggu atau gelisah ketika mendengarkan suara atau melihat cahaya yang terang.

Rangsangan cahaya dan suara tersebut bahkan bisa membuatnya menjadi lebih agresif, sehingga bisa saja menyerang orang atau hewan di sekitarnya.