Kalsel

Rahmad Masud Sempat Di-DO? Rektor Untri Balikpapan Angkat Bicara

apahabar.com, BALIKPAPAN – Keabsahan ijazah Wali Kota Balikpapan terpilih Rahmad Masud kembali menuai tanda tanya. Diam-diam,…

Nama Rahmad Masud tercatat pernah drop out pada tahun 2014 silam. Pihak kampus sendiri menyatakan bahwa wali kota Balikpapan terpilih itu telah diwisuda pada 2016 silam. Foto ilustrasi: Ist

apahabar.com, BALIKPAPAN – Keabsahan ijazah Wali Kota Balikpapan terpilih Rahmad Masud kembali menuai tanda tanya.

Diam-diam, Rahmad pernah dinyatakan drop out (DO) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud).

Sesuai hasil penelusuran media ini di website Pangkalan Data DIKTI, tertulis Rahmad Masud di-dropout pada 2014.

Padahal, seperti diwartakan sebelumnya, pihak kampus Universitas Tri Dharma Balikpapan (Untri) menyatakan bahwa Rahmad sudah diwisuda pada 2016 silam. Rahmad tercatat sebagai mahasiswa fakultas ekonomi angkatan 2010.

Temuan tersebutlah yang turut dipertanyakan oleh Suriansyah. Sebelumnya, Suriansyah sudah melaporkan Rahmad ke Polda Kaltim, Senin (8/3) kemarin.

Dari pihak Rahmad, Kuasa Hukum Agus Amri sudah membantah tudingan ketidakabsahan ijazah kliennya tersebut.

Lantas, bagaimana dengan status drop out Rahmad? Dari website PP Dikti, Rahmad Masud yang tercatat sebagai peserta didik baru di 2010 dilaporkan aktif kuliah pada 2013. Pada semester ganjil, Rahmad tercatat mengambil 27 SKS.

Menginjak semester genap, Rahmad berstatus cuti kuliah. Dan pada 2014 semester ganjil barulah Rahmad dinyatakan berstatus DO atau putus studi.

Setahun kemudian, pada semester ganjil 2015 Rahmad tercatat kembali aktif. Ia mengambil 24 SKS. Terakhir, pada tahun yang sama di semester genap Rahmad masih aktif dan mengambil 16 SKS.

Di tahun 2016, Rahmad dinyatakan lulus. Ia diwisuda pihak kampus di Hotel Platinum. Masih mengutip data Dikti, nomor ijazah Rahmad Masud yakni 3101439 dengan Nomor Induk Mahasiswa 201031099.

Rektor Universitas Tridharma Rissetri Simanjuntak belakangan buka suara soal status DO Rahmad Masud. Rissetri bilang saat itu terjadi kesalahan teknis dalam penginputan data. Namun ia memastikan ijazah Rahmad Masud adalah asli.

“Di sini mis-sistem, dan yang membuat sistem itu pemerintah. Ya nanti fakta dan bukti keabsahan ijazah itu dari Fakultas yang akan membeberkannya,” ujarnya kepada apahabar.com.

Lebih jauh, Rissetri bilang status Rahmad yang tercatat DO atau putus studi di website resmi Dikti juga akan dievaluasinya.

Pada tahun itu, kata dia, memang sempat dilakukan migrasi data dari pangkalan data yang lama ke pangkalan data baru.

Di situlah Rissetri menduga terjadi kesalahan sistem yang membuat status Rahmad Masud menjadi DO pada tahun 2014.

“Kalau saya juga baru mempelajari di mana miskomunikasinya, di mana mis-sistemnya, karena di era beliau itu sempat ada migrasi data dari pangkalan data lama ke pangkalan data baru sekitar 2015. Migrasi data itu jangankan nama mahasiswa, data dosen kami juga ada yang hilang malah. Ini kami sudah siapkan dan ada operatornya,” terangnya.

Rissetri akan memanggil kembali fakultas dan pihak terkait untuk mempertanyakan mengapa terjadi kesalahan input data tersebut.

“Itu saya bilang tadi, drop out itu punya aturan. Makanya saya akan memanggil kembali fakultasnya kenapa ini bisa terjadi (kesalahan input data),” tuturnya.

Lantas, dengan sekelumit masalah itu apakah pihak Untri siap membuktikan keabsahan ijazah Rahmad Masud di hadapan penyidik?

Rissetri menyatakan siap. Bahkan pihaknya sudah menyiapkan sederet bukti.

“Kami sudah menyiapkan bukti-bukti dan bukti itu yang membantahkan tudingan itu. Nanti dekan (Kepala fakultas) dan wakil rektor yang akan bersuara,” ungkapnya.

Terlepas dari itu, Rissetri mengaku menjadi saksi atas kelulusan Rahmad Masud di wisuda Hotel Platinum, 2016 silam.

“Saya waktu itu belum jadi Rektor, saya jadi Rektor tahun 2016 menggantikan Rektor sebelumnya. Saat itu saya jadi Rektor, beliau (Rahmad Masud) sudah mau lulus. Waktu saya jadi rektor, Pak Rahmad itu aktif kuliah kok. Makanya saya kaget kok dibilang ada kerja sama. Saya kenal beliau juga pada saat Wisuda,” pungkasnya.

LSM Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) pimpinan Boyamin Saiman menerjunkan tim ke Balikpapan menyelisik dugaan ijazah palsu Rahmad Masud. Hasilnya, tidak ditemukan adanya kejanggalan.

"Jadi, tudingan itu tak lepas dari kepentingan di Pilkada Balikpapan yang sebenarnya sudah selesai," ujar Sekretaris Jenderal MAKI Komaryono dalam keterangan tertulisnya kepada apahabar.com, Rabu (10/4) malam.

MAKI, kata dia, siap memberikan dukungan penuh kepada Rahmad Masud. Alasannya, Rahmad dinilai memiliki komitmen menjalankan roda pemerintahan yang berpihak ke kesejahteraan masyarakat.

"Kami akanbackupPak Rahmad mewujudkan itu. Apalagi ada kesepakatan dengan kita menuju pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi," ujarnya.

Karenanya, dirinya menduga tudingan tersebut sengaja diembuskan oleh pelapor yang tidak bisa menerima hasil Pilwali Balikpapan 2020 lalu.

"Karena kalau ijazah ini kami sinyalir ada pihak-pihak yang kurang sreg dengan Pak Rahmad karena ketakutan kehilangan priuk nasinya," ujarnya.

Komar memastikan ijazah sarjana ekonomi Rahmad di Universitas Tri Dharma Balikpapan sahih.

"Pak Rahmad betul-betul kuliah, seperti kalau kuliah sistem mengajar berbeda dengan sekolah-sekolah. Kuliah itu masuk dua hari dalam satu minggu itu sudah biasa. Yang terpenting dia ikuti ujian negara dan sebagainya," tuturnya.

MAKI, kata dia, kini menunggu sikap Rahmad Masud untuk melaporkan balik Suriansyah.

"Kita tunggu Kalau Pak Rahmad siap kita lakukan laporan balik. Kalau perlu kita dampingi ke Bareskrim Polri kita kawal sampai ke sana kalau cukup di Polda kita kawal ke Polda. Kita kawal sampai kasus itu betul-betulclear," ujarnya.

Balikpapan, kata Komaryono, adalah kota yang kondusif dan aman. Sudah sewajarnya situasi tersebut dijaga dengan tidak menyulut api permusuhan selepas Pilkada.

Sebagai pengingat, Pilwali Balikpapan 9 Desember 2020 lalu dimenangkan Rahmad Masud. Berpasangan dengan mendiang Thohari Aziz, Rahmad berhadapan dengan kolom kosong.

Duet usungan Golkar, PDIP, PKS, Gerindra, Demokrat, PKB, PPP dan Perindo itu berhasil keluar dengan perolehan 160.929 suara. Sementara kolom kosong 96.642 suara. Ada selisih 64.287 suara atau 24,96 persen.

Selisih itu pula yang membuat permohonan sengketa hasil ke Mahkamah Konstitusi ditolak karena melebihi 2.576 suara yang dipersyaratkan Pasal 158 ayat (2) huruf c UU Nomor 10 Tahun 2016.

Usai penetapan tersebut, KPU Balikpapan rencananya akan melantik Rahmad sebagai wali kota terpilih akhir Mei 2021 mendatang.

Hasil Pilwali, kata Komar, salah satu bukti masyarakat telah memberikan mandat kepada Rahmad Masud memimpin Balikpapan.

"Harusnya Balikpapan lebih kondusif apalagi dengan terpilihnya Rahmad wali kota baru dengan enterpreneurnya dan inovasi dan akses beliau lebih menguasai menjadi modal yang baguslah bagi Balikpapan. Ini harus yang kita dukung bersama. Jangan justru menunjukkan cara seperti itu yang tidak baik," tandasnya.

Terpisah, Wakil Rektor 1 Muh Thalib membenarkan jika Rahmad Masud pernah menjadi mahasiswa Untri. Rahmad alumnus fakultas ekonomi tahun 2010. Enam tahun Rahmad menyelesaikan studinya.

"Diwisuda tahun 2016," ujarnya. "Dia mahasiswa murni. Kartu mahasiswanya ditandatangani oleh rektor Untri."

Kartu hasil studi, kartu rencana studi, daftar hadir, mata kuliah, proposal judul skripsi serta berita acara ujian skripsi Rahmad Masud, kata dia, telah diverifikasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan.

"Dan ada arsip dan siap jadi bukti di hadapan hukum. Saya selaku wakil rektor 1 Untri Balikpapan siap untuk menghadapi permasalahan yang diadukan oleh pelapor di Polda Kaltim," ujarnya.

Dugaan Ijazah Palsu Rahmad Masud, MAKI Pasang Badan

Tags
Kalsel