BPJS Kesehatan Barabai

Rahasia M Nur di Barabai HST Proteksi Keluarga Kecilnya

apahabar.com, BARABAI – Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) nampaknya banyak membawa hal positif bagi…

FOTO: Keluarga M Nur punya cerita menjadi peserta JKN KIS di Barabai HST./Foto-Ferry for apahabar.com.

apahabar.com, BARABAI - Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) nampaknya banyak membawa hal positif bagi pesertanya.

Keluarga Muhammad Nur (27) warga Munti Raya Kecamatan Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST) misalnya. Dia merasakan sendiri beberapa manfaat yang telah diterima sebagai peserta JKN-KIS.

Utamanya, dalam hal kemudahan. Keluarga kecil ini terdaftar pada segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU).

Nur merasa tenang dengan status kepesertaannya itu. Seluruh proses pendaftaran dan pembayaran setiap bulan dilakukan oleh perusahaan tempatnya bekerja.

"Saat awal masuk dulu (bekerja pada salah satu perusahaan) langsung didata dan didaftarkan sama pihak perusahaan. Seterusnya, setiap bulan langsung dipotong dari gaji saya untuk pembayarannya (premi BPJS Kesehatan)," kata M Nur.

Mesik memiliki kartu sakti ini, Nur mengaku ogah memakainya.

“Tentu saya akan memilih dan meminta untuk tidak pernah menggunakan KIS saya ini. Tapi sakit juga kan tidak pandang bulu, siapa saja bisa sakit, karena saya rutin bayar iuran jadi ketika saya atau keluarga saya sakit kami langsung bisa merasakan manfaatnya," terang M Nur.

Namun begitu, dia pernah merasakan manfaat yang nyata. Misalnya, akibat kejadian pada 2019 lalu yang dialaminya dan proses persalinan sang istri, Syilvia (22).

Pada 2019 itu, M Nur mengalami luka pada bagian leher. Dia tertusuk besi dan perlu penanganan medis.

"Saya saat itu dibawa ke rumah sakit, kemudian dibersihkan luka dan dijahit. Rasanya sedikit panik karena lukanya di bagian yang cukup berbahaya. Tapi saya bersyukur semuanya tertangani dengan baik dan dijamin JKN-KIS," aku M Nur.

Manfaat yang paling berkesan dari JKN-KIS adalah proses kelahiran sang buah hati.

"Kalau ingat proses kelahiran anak saya, selalu ingat berjasanya JKN-KIS menjamin pelayanan kesehatan keluarga saya," kata M Nur.

Diceritakan M Nur, April 2020 lalu, istrinya mengalami kontraksi. Syilvia harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk proses persalinan.

“Usia kandungan istri saya saat itu sudah memasuki perkiraan mendekati kelahiran. Tiba-tiba siang hari, istri saya mengalami kontraksi dan langsung saya bawa ke UGD rumah sakit," papar M Nur.

Di sana, diakui M Nur sang istri ditangani dengan baik hingga proses kelahiran. Sekalipun memakai JKN-KIS.

"Pelayanannya sama dengan pasien yang lainnya," terang M Nur.

Pun demikian dengan perawatan hingga pengobatan sang anak dan buah hatinya. Biaya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan melalui program JKN-KIS itu.

"Sekarang anak saya tumbuh ceria dan setiap mengingat cerita kelahirannya, saya selalu merasa bersyukur dan berterima kasih karena sudah menjadi peserta JKN-KIS," tutup Amat.