Pemkab Tanah Bumbu

PWI Kalsel Ajak Netizen Tanbu Bijak Bermedsos dan Buat Konten Ramah Anak

apahabar.com, BATULICIN – Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie, mengingatkan netizen di Tanah Bumbu untuk memperhatikan etika…

Sekjen PWI Kalsel, Yusni Hardi, saat menyosialisasikan berita ramah anak kepada netizen Tanbu. Foto-apahabar.com/Puja Mandela

apahabar.com, BATULICIN – Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie, mengingatkan netizen di Tanah Bumbu untuk memperhatikan etika dalam bermedia sosial. Netizen juga dituntut untuk berhati-hati untuk mengunggah konten, agar tidak tersangkut masalah hukum.

“Memang pengaruh medsos ini sangat luar biasa. Penyebarannya lebih cepat dari media online. Tapi, karena itu para netizen harus berhati-hati,” kata Zainal Helmie, dalam acara Sosialisasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) bersama sejumlah komunitas netizen di Gedung PKK, Kecamatan Simpang Empat, Sabtu (20/07/2019).

Zainal menilai media sosial berbeda dengan media online. Di media online yang sudah terverifikasi, biasanya sudah memiliki legalitas dan badan hukum yang jelas. Jika ada suatu pemberitaan yang merugikan salah satu pihak, masalah tersebut tidak bisa langsung dibawa ke jalur hukum.

“Itu tidak bisa langsung dilaporkan ke polisi. Tapi harus melalui Undang-undang pers terlebih dahulu. Kalau ada pihak yang dirugikan, bisa melalui hak jawab,” jelasnya.

Sementara para netizen di medsos, jika unggahannya dianggap provokatif, bahkan merugikan orang lain, punya potensi untuk langsung berkaitan dengan hukum. Zainal Helmie mencontohkan salah satu oknum netizen yang dianggap melecehkan Guru Sekumpul. Tak lama setelah membuat postingan, netizen tersebut langsung diamankan polisi.

Baca Juga: Ada 16 Sekolah Ramah Anak di Tanah Bumbu

Sekretaris PWI Tanah Bumbu, Yusni Hardi, yang juga menjadi narasumber dalam sosialisasi tersebut menyampaikan tentang pemberitaan ramah anak. Ia menyebut sebanyak 65,34 persen anak usia 9 sampai 19 tahun sudah memiliki smartphone.

“Sekarang semua anak yang dikasih smartphone, pasti bisa mengakses internet. Banyak kasus mereka sendiri di dalam kamar, ketawa sendirian di pojokan. Tanpa dikontrol itu sangat berbahaya,” jelasnya.

Hardi Yusni menjelaskan berita ramah anak tidak hanya berarti berita yang tidak mengandung kekerasan, pornografi, dan tidak mengeksploitasi masalah yang sedang dialami anak, tetapi juga harus mengakomodir berita-berita tentang prestasi anak.

“Kalau ada kasus pemerkosaan, jangan sekali-kali mengungkap identitas anak. Inisial pun jangan. Termasuk tempat di mana dia tinggal dan di mana anak itu bersekolah. Jangan disebut secara vulgar,” katanya.

Sosialisasi Kelompok Informasi Masyarakat yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Tanah Bumbu dihadiri oleh sejumlah komunitas netizen dan wartawan.

Baca Juga: Lingkungan Sekolah dan Media Belum Ramah Anak

Reporter: Puja Mandela
Editor: Syarif