Punya Elektabilitas Tertinggi di Pilkada Banjarbaru, Aditya Terancam Sanksi Diskualifikasi

Tingginya elektabilitas Muhammmad Aditya Mufti Ariffin di Pilkada Banjarbaru 2024, seketika digoyang dengan rencana pembatalan statusnya sebagai kandidat

HM Aditya Mufti Ariffin digoyang dengan ancaman pembatalan status sebagai kandidat calon wali kota di Pilkada Banjarbaru 2024.

bakabar.com, BANJARBARU - Tingginya elektabilitas HM Aditya Mufti Ariffin di Pilkada Banjarbaru 2024, seketika digoyang dengan ancaman pembatalan status sebagai kandidat calon wali kota.

Hal ini menyusul penerbitan rekomendasi sanksi dari Bawaslu Kalimantan Selatan seusai menindaklanjuti laporan Wartono yang menyebut Aditya melakukan pelanggaran.

Diketahui Wartono yang berpasangan dengan Erna Lisa Halaby, kembali mencalon sebagai wakil wali kota. Sedangkan Aditya merupakan pasangan Said Abdullah Alkaff.

Komisioner Bawaslu Kalsel, Muhammad Radini, mengeklaim pihaknya memiliki tugas dan wewenang untuk menindaklanjuti laporan Wartono. Mereka sudah tiga hari mengumpulkan bukti, saksi fakta, saksi ahli dan pengumpulan bukti dengan unsur yang disangkakan kepada 35 orang.

“Dari laporan tersebut telah terpenuhi saksi dan dua alat bukti dengan dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon (walikota dan wakil walikota Banjarbaru),”  paparnya dalam konferensi pers, Kamis (31/10) siang.

Rekomendasi sanksi pembatalan atau diskualifikasi dari Bawaslu Kalsel kepada Aditya sebagai kandidat wali kota, berpotensi mengubah arus demokrasi di Banjarbaru. Penyebabnya keputusan final berada di tangan KPU Kalsel.

Aditya sendiri merupakan figur calon wali kota Banjarbaru berstatus pertahana yang meraih perolehan dukungan suara terbanyak dalam simulasi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) di awal Oktober 2024.

Sebanyak 56,9 persen dukungan masyarakat memilih Aditya untuk kembali memimpin Kota Banjarbaru periode 2024-2029. Sedangkan 19,4 persen menginginkan figur lain untuk memimpin.

Bahkan dalam simulasi survei citra personal, nama Aditya menduduki peringkat teratas dari seluruh aspek citra personal seorang figur pemimpin dibanding calon wali kota lain Hj Erna Lisa Halaby.

Mulai dari aspek perhatian kepada rakyat, aspek kandidat jujur, bersih dari korupsi, hingga aspek kandidat yang dipercaya masyarakat mampu memimpin Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan.

Melalui seluruh rangkuman survei citra kedua kandidat calon wali kota yang dipaparkan, LSI menyimpulkan Aditya memiliki citra personal positif dibanding Lisa. Hasil ini juga menggambarkan sosok Aditya memiliki keseimbangan antara popularitas dan disukai oleh publik.