Kalsel

Puluhan Mahasiswa Australia Ikut Program Summer Course, Teliti Bekantan

apahabar.com, BANJARMASIN – Sebanyak 26 mahasiswa Newcastle University Australia mengunjungi Banjarmasin guna mengikuti program Summer Course…

Sebanyak 26 mahasiswa asal Newcastle University Australia mengikuti program Summer Course kerjasama ULM-Newcastle University melibatkan SBI. Foto- SBI for apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN - Sebanyak 26 mahasiswa Newcastle University Australia mengunjungi Banjarmasin guna mengikuti program Summer Course kerjasama Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan Newcastle University Australia melibatkan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

Kehadiran mahasiswa-mahasiswa negeri Kangguru ini guna meneliti biodiversity di Kalimantan Selatan melalui program Summer Course dimana ini adalah satu kegiatan wisata dan edukasi.

"Di dalam summer course itu mahasiswa ini mengikuti internship magang selama 2 minggu. Aktifitas mereka selama magang mencatat kegiatan sehari-hari, termasuk memperhatikan perilaku bekantan. Di sini mereka ikut merawat, perlakuan terhadap bekantan, memberikan makan bekantan, memberikan treatment memberi vitamin dan perawatan, membersihkan kandang mencatat kegiatan sehari hari, sehingga ini nantinya akan menjadi output kami untuk penelitian konservasi bekantan," beber Ketua SBI Amalia Rezeki, Rabu (17/7).

Dijelaskannya, program kerjasama ini sudah menjadi kali ketiga antara ULM- Newcastle University dan SBI.

"Selama ini juga sudah ada dari Perancis, Polandia dan Jerman, akan tetapi yang punya program tiap tahun hanya dari Newcastle University Australia, sedangkan yang lainnya tergantung minat dari mahasiswanya, kadang negara lain ada mengirimkan sesuai minat mereka ke sini, cuma yang dari Australia sekarang ini sudah masuk tahun ketiga," ungkap Amel sapaan akrab Ketua SBI ini.

Amel menjelaskan bahwa SBI bergerak sebagai lembaga yang pertama yaitu melakukan perlindungan dan pelestarian konservasi bekantan.

"Di sini ada dua basis yang pertama Bekantan Rescue Center di Jalan Sungai Miai, satu lagi basis kita di Pulau Curiak sebagai stasiun riset bekantan. Jadi, aktifitas mereka seperti belanja membeli makanan untuk bekantan, treatment untuk bekantan, jadi dari awal mereka mengikuti program dari SBI di Bekantan Rescue Center ini," ujarnya.

Mahasiswa Newcastle University Australia Lachie dan Lucy bersama Ketua SBI Amelia Rezeki melakukan aktifitas penelitian terhadap Bekantan di Bekantan Rescue Center. Foto- SBI forapahabar.com

Sementara itu Lachie, salah seorang mahasiswa yang mengikuti program mengaku ini menjadi pengalaman yang dicarinya.

"Saya tertarik dengan konservasi sudah sejak kecil, saya pun sejak kecil sangat suka petualangan alam. Karna itu saya ingin terlibat di konservasi ini.Bekantan merupakan spesies yang menarik, tapi aku tidak tahu banyak tentang bekantan karena tidak ada di Australia. Dan kami belajar banyak di sini, itu sungguh menarik," sebutnya kepadaapahabar.com.

Lain lagi dengan Lucy, mahasiswi Newcastle University yang satu ini berharap dari pengalaman mengikuti program ini dapat memudahkannya untuk mendapatkan peluang kerja saat kembali ke negara asalnya.

"Aku suka dengan konservasi dan berharap dikehidupanku mendatang lebih bermanfaat. Saya pikir mendapatkan pengalaman di sini bisa mendapatkan peluang bekerja di negara asal saya Australia. Tentang bekantan, ini sangat menarik karena belum banyak orang mengetahui bekantan. Orang justru hanya banyak tahu tentang orang hutan," ucap Lucy.

Menurutnya mengetahui lebih banyak tentang bekantan akan dapat dibawa untuk mengedukasi banyak orang di Australia.

"Mempunyai pengetahuan tentang bekantan akan bagus karena dapat mengedukasi nanti di Australia," tutupnya.

Mahasiswa Newcastle University Australia Lachie dan Lucy diajak ke pasar membelikan keperluan makanan untuk Bekantan. Foto- SBI forapahabar.com

Baca Juga:Tentang Aksi 'Tapin #Rawatbumi' di Ekowisata Bekantan

Baca Juga:Nyasar ke Permukiman, Seekor Bekantan Tersengat Listrik

Reporter: Ahya FirmansyahEditor: Syarif