Tak Berkategori

PT AGM Siapkan Alat Berat Amfibi, Komitmen Kendalikan Limbah Tambang

apahabar.com, KANDANGAN – Awal 2022, PT Antang Gunung Meratus (AGM) terus berkomitmen melanjutkan program pengendalian limbah…

Oleh Syarif
Pembuatan open channel dan kolam pengendapan lumpur PT AGM pada Juni 2021.Foto-Istimewa

apahabar.com, KANDANGAN – Awal 2022, PT Antang Gunung Meratus (AGM) terus berkomitmen melanjutkan program pengendalian limbah air tambang batu bara tidak mencemari Sungai Amandit, Hulu Sungai Selatan (HSS), Jumat (28/1).

Kanal atau drainase sepanjang 1,8 kilometer, bagian dari open channel dan kolam pengendapan lumpur penyaring limbah air perusahaan itu juga telah rampung.

Kepala Teknik Tambang PT AGM Imam Arifianto mengatakan bahwa progres pembuatan drainase sudah tercapai 100 persen pada tahun 2021.

“Kita tidak bisa puas hanya sampai drainase saja, targetnya adalah bagaimana kuta mengeluarkan air dengan kualitas yang bagus,” kata Imam Arifianto.

Tahun ini, PT AGM telah menyiapkan program-program pengendalian limbah tambang batu bara sehingga tidak mencemari lingkungan dan kualitas air tetap baik.

“Salah satunya penggunaan ekskavator amfibi. Target kita supaya masyarakat dapat melihat bahwa kondisi air di wilayah HSS bagus,” imbuh Imam.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS juga terus melakukan upaya dalam penanganan pengendalian kekeruhan Sungai Amandit.

Melalui tim pengendalian kekeruhan Sungai Amandit, Pemkab HSS melakukan pemantauan serta evaluasi terhadap PT AGM dan KUD Karya Murni.

Sekda HSS Muhammad Noor menjelaskan, pemerintah daerah menghadirkan pihak manajemen perusahaan untuk melaksanakan ekspos di Aula Rakat Mufakat.

“Kami Tim Teknis melakukan evaluasi. Ini sudah ekspos yang ketiga kalinya, kami terus memantau kemajuan mereka untuk melakukan kesepakatan yang dulu kita lakukan,” ucap Sekda HSS.

Pemkab HSS terus mendorong supaya progres target perbaikan diharapkan tercapai sesuai jadwal sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap Sungai Amandit.

“Mudah-mudahan pihak perusahaan akan selalu berkomitmen melakukan perbaikan-perbaikan kedepannya,” ujar Sekda HSS.

Berdasarkan pemantauan Dispera KPLH HSS, indeks kualitas air yang diambil secara berkala selama tiga bulan dari laboratorium cenderung lebih baik.

Kepala Dispera KPLH HSS Ronaldy Prana Putra menambahkan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium tersebut belum memberikan kepuasan.

Pasalnya, masyarakat masih mendambakan kondisi air sungai seperti beberapa waktu lalu yang sempat kembali jernih.

“Masyarakat sangat gembira melihat Sungai Amandit kembali jernih. Semoga apa yang dilakukan perusahaan dapat terselenggara dengan waktu yang tidak terlalu lama,” pungkasnya.