Sport

PSIS Pulangkan Taufik Hidayat, Ancang-ancang Pratama Arhan Hengkang ke Korsel?

apahabar.com, SEMARANG – PSIS Semarang resmi memulangkan Taufik Hidayat, bek sayap kiri yang sukses mengantarkan mereka…

Diminati klub Korea, Pratama Arhan berpeluang mengikuti jejak Witan Sulaeman yang berkarier di luar negeri. Foto: CNN

apahabar.com, SEMARANG – PSIS Semarang resmi memulangkan Taufik Hidayat, bek sayap kiri yang sukses mengantarkan mereka ke Liga 1 2017.

Taufik Hidayat sendiri sukses membawa PSIM Yogyakarta menjadi semifinalis kompetisi Liga 2 2021.

General Manager PSIS, Wahyoe Liluk Winarto mengatakan Taufik Hidayat bisa menambah kekuatan bek sayap.

"Taufik kami datangkan di putaran kedua ini untuk memperkuat pos bek sayap,” ucap Liluk dikutip apahabar.com dari laman resmi PSIS Semarang, Senin (3/1).

“Sebelumnya kan juga sudah sama PSIS di Liga 2 lalu dan dia sempat ke beberapa klub untuk cari pengalaman sampai main di AFC Cup.”

“Kami rasa kualitas Taufik juga masih terjaga sampai saat ini. Semoga Taufik bisa memberikan yang terbaik untuk PSIS dan membawa tim ini mencapai target," lanjutnya.

Terlepas dari itu, rupanya dipulangkannya Taufik Hidayat menimbulkan spekulasi yang lebih besar.

Ya, pemain 28 tahun itu memiliki posisi persis dengan Pratama Arhan.

Arhan tampil bersinar bersama timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Bahkan, ia menyabet gelar pemain muda terbaik.

Atas torehan itu, ia dirumorkan bakal berkiprah di luar negeri.

Bukan tanpa mungkin, PSIS Semarang sudah mempersiapkan diri menerima kenyataan tersebut.

Terlebih, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi sempat mengonfirmasi bahwa Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga telah dilirik klub Korea Selatan.

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong pun merespons ketertarikan klub Korsel itu terhadap kedua anak asuhnya.

“Itu hal positif dan langkah baik untuk Indonesia,” kata Shin Tae-yong.

Kepindahan para pemain Indonesia ke luar negeri dinilai bisa menjadi batu loncatan dalam karier mereka.

Beberapa pemain yang lebih dulu mengambil langkah besar itu seperti Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman hingga Asnawi Mangkualam.

“Kalau begitu, pemain bisa mempelajari budaya sepak bola negara-negara yang secara prestasi sudah maju,” tuturnya.

“Hal ini tentu bagus untuk mengembangkan persepakbolaan Indonesia,” pungkasnya.