Parenting

Psikolog: Peran Ayah dalam Mengasuh Anak Sangatlah penting

Peran "Stay  at home Dad" perlu terus diingatkan. Anak yang berani cenderung lebih dekat dengan ayahnya.

Psikolog RS Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro. Foto: pribadi

apahabar.com, Semarang - Peran "Stay  at home Dad" perlu terus diingatkan. Anak yang berani cenderung lebih dekat dengan ayahnya. 

Psikolog RS Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro, mengingatkan pentingnya peran "Stay  at home Dad". Ia berharap para ayah dapat memaksimalkan pola asuh kepada anaknya.

Ia mengatakan, dalam masa pertumbuhan anak, daya kognitif dan keberaniannya akan lebih berkembang apabila pola asuh tersebut dibantu oleh  seorang ayah.

"Anak lebih berani, kognitifnya lebih berkembang dan dia lebih siap menghadapi dunia," ujarnya kepada apahabar.com, Selasa (13/11).

Menurut Probowatie,  anak yang kurang berani dalam mengambil keputusan disebabkan kurangnya didikan dari seorang ayah pada masa kecilnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan apabila seorang ayah tidak mau lebih dekat dengan anaknya, hal tersebut akan menimbukan kerugian pribadi bagi dirinya. 

Baca Juga: Helicopter Parenting, Ketika Orang Tua Hiperprotektif terhadap Anak

"Kalau ayah tidak mau mendekat dengan anaknya, tidak mau care, tidak mau mengasuh anaknya, dia akan rugi sendiri. Karena anak pada saat dewasa memorinya tentang ayah itu tebal sekali," ujarnya.

"Anak itu menjadi kuat, anak itu berani mengambil keputusan, itu biasanya ternyata anak-anak yang yang dekat dengan ayahnya," sambungnya.

Persiapan Diri Menjadi Seorang Ayah. Foto: focusonthefamily

Secara Psikologi, katanya, penanaman norma dan etika pada diri anak adalah peran seorang Ibu. Sedangkan peran ayah adalah pada daya kognitif anak tersebut. Contohnya seperti sikap anak yang pemberani dan berani dalam mengambil sebuah keputusan.

"Contohnya, pada waktu anak ingin memanjat, kalau ibunyakan bilang 'jangan, jangan, jangan' tapikan kalau ayahnya (mengasuh) pasti bilang 'naiklah, kalau jatuh nanti diobati' gitu. Jadi anak-anak yang dekat dengan anaknya adalah anak yang kuat," ujarnya menjelaskan.

Adapun, seorang ibu sendiri berbeda dengan seorang ayah dalam menerapkan pola asuh kepada anaknya. Seorang ibu mempunyai kecenderungan lebih khawatir kepada tubuh anaknya, ketimbang seorang ayah yang lebih berani dalam mengasuh atau mengajari anaknya.

Baca Juga: Elephant Parenting, Mengasuh dengan Kasih dalam Era Parenting yang Beragam

"Tapi kalau anak dekat dengan ayahkan itu akan berani berjuang, diajari berjuang. Sementara itu, ibunya isinya cuma khawatir seperti, jangan ini jangan itu," tuturnya.

"Jadi jangan remehkan peran bapak-bapak di rumah. Bukan maksud saya membela bapak-bapak lho," tutupnya.