Proyek Raksasa PLTA Tanah Bumbu Dilirik Australia dan Amerika

Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan bakal punya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berlokasi di Kusan.

Pembahasan pembangunan Bendungan Kusan. Foto-Doknet

apahabar.com, BATULICIN - Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan bakal punya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berlokasi di Kusan.

Nantinya, Sungai Kusan bakal dibangun bendungan. PLTA ini diproyeksikan berkapasitas 3x13,5 megawatt (MW).

"Keberadaan Bendungan Kusan sangat penting bagi IKN untuk dapat menyuplai tenaga listrik yang green energy dan terkhusus untuk Tanah Bumbu," kata Kadis DPMPTSP Tanah Bumbu, Andrianto Wicaksono, Kamis (19/10).

Untuk merincikan. Luas genangan waduk sekitar 2.057 hektare. Dengan kemampuan volume tampung sebanyak 180,47 juta meter kubik air.

Sedangkan tinggi jatuh bersih air mencapai 80,20 meter. Untuk debit per unit pembangkit 21,00 meter kubik per detik.

Keberadaan PLTA itu diproyeksikan mampu menambah pasokan listrik di Kalsel. Angka tumbuhnya diyakini mencapai 5,8 persen per tahun.

PLTA ini juga menjadi bagian penting untuk IKN. Mengingat, Tanah Bumbu adalah salah satu gerbang menuju ibu kota negara baru itu.

Di sisi lain, Bendungan Kusan tak cuma menghasilkan energi terbarukan. Tapi juga bisa mendongkrak produktivitas pertanian dan mencetak persawahan baru.

"Menggunakan sistem irigasi yang selama ini tadah hujan. Juga untuk meningkatkan hasil perikanan air tawar dalam rangka ketahan pangan IKN," jelas Wicaksono.

Tak kalah penting, bendungan ini dapat mengendalikan banjir. Yang mana bencana itu kerap terjadi setiap tahunnya.

Site Plan Bendungan Kusan di Kabupaten Tanah Bumbu. Foto-Doknet.

Sementara itu, Staf khusus Bupati Tanah Bumbu Bidang Investasi, Anwar Ali Wahab, punya kabar lain. Kata dia, banyak investor asing yang tertarik berinvestasi untuk Bendungan Kusan.

Menurut Anwar setidaknya sudah ada dua negara yang menyatakan minatnya yakni Australia dan Amerika Serikat.

"Kami bertemu perwakilan Australia di acara One on One Meeting di Surabaya. Sementara investor dari Amerika melalui zoom meeting yang difasilitasi KJRI yang juga diikuti pihak PT PLN Persero," ucap Anwar.

Berapa nilai investasi yang dibutuhkan? Kata Anwar berkisar Rp2,9 triliun. Itu baru konstruksi.

Namun, ia optimis dengan proyek raksasa ini. Bagi dia, potensi keberhasilannya begitu besar. Karena, pada dasarnya semua investor sangat berminat.

"Hanya saja mereka sedang mempelajari dan tentunya akan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Jadi kita tunggu saja." tutup Anwar.