Protes Plastik Kemasan Cemari Sungai, Pegiat Lingkungan Geruduk Kantor Wings

Sejumlah pegiat lingkungan yang tergabung dalam Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia (AKSI) melakukan aksi teaterikal dengang membawa patung Dewi Sri.

Dengan mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD), pegiat lingkungan melakukan aksi unjuk rasa dan aksi teaterikal di depan kantor WINGS Surabaya. (Foto: Dok. AKSI)

apahabar.com, JAKARTA - Sejumlah pegiat lingkungan yang tergabung dalam Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia (AKSI) melakukan aksi teaterikal dengan membawa patung Dewi Sri yang terbungkus sachet yang bertajuk Sachet Wings Bencana untuk Masa Depan.

"Aksi tersebut bertujuan untuk meminta perusahan Wings agar bertanggung jawab atas sampah sachet yang tercecer di lingkungan perairan Indonesia yang berpotensi tidak dapat terurai, bahkan sampai ribuan tahun," kata Koordinator Aksi Rikat L. Sofyan melalui keterangan tertulis, Jumat, (25/11).

Aksi teatrikal yang dilakukan berdasarkan rasa keprihatinan atas hasil brand audit yang dilakukan oleh Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia (AKSI) selama tahun 2022 yang dilaksanakan di 8 Kota/Kabupaten di Jawa Timur seperti di Bangkalan, Magetan, Tulungagung, Gresik, Jember, Malang, Kediri dan Sidoarjo.

Hasil audit tersebut diperoleh hasil 5 Top Polluters di Jawa Timur yaitu Wings (523 piece sampah), Unilever (330 piece sampah), Indofood (307 piece sampah), Mayora (209 piece sampah) dan Ajinomoto (183 piece sampah).

“Dari data tersebut menjadikan Wings Group menjadi Top Polluters sampah plastik dan sachet di Jawa Timur,” imbuh Rikat yang juga mahasiswa aktif Ilmu Sejarah di Universitas Negari Malang ini.

Dengan mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD), pegiat lingkungan melakukan aksi unjuk rasa dan aksi teaterikal di depan kantor WINGS Surabaya. (Foto: Dok. AKSI)

Didapatkan juga hasil brand audit di Jawa Timur menunjukan banyaknya sampah jenis sachet (Multilayer) yang sulit untuk di daur ulang. Kemasan sachet menyusun 16 persen sampah plastik yang tercecer di perairan Indonesia.

Sachet dijual dengan harga murah, tetapi menimbulkan biaya penanganan sampah yang sangat mahal untuk pengumpulan dan pemilahan sachet.

Rikat yang juga peneliti sejarah pencemaran sungai Indonesia ini menerangkan dari sejumlah penelitian yang menyebutkan bahayanya plastik, Wings sebagai perusahaan FMCG di Indonesia perlu memelopori inisiatif pengurangan sampah secara massif dan progresif.

"Selain sebagai produsen penghasil sachet yang membanjiri Indonesia. Wings dapat menghentikan tsunami sampah dan sachet di Indonesia dengan cara meredesain ulang kemasan plastik dan menyediakan sistem refill,” pungkasnya.