Kalsel

Prostitusi Online Juga Ditemukan di Tala, Berikut Penuturan Pelaku

apahabar.com, PELAIHARI – Prostitusi Online melalui jejaring media sosial tak hanya tumbuh subur di kota besar,…

Ilustrasi. Foto-Net

apahabar.com, PELAIHARI – Prostitusi Online melalui jejaring media sosial tak hanya tumbuh subur di kota besar, di Bumi Tuntung Pandang Tanah Laut, ternyata juga ada.

Tempat kencan terselubung bagi penjaja seks komersial itu marak menggunakan berbagai tempat yang luput pengawasan.

Menggunakan fitur aplikasi tertentu, tertera dalam jarak 5 kilometer saja sudah tersedia penyedia jasa kencan singkat itu. Ada yang mengaku di hotel, kamar kost hingga di rumah bedakan.

Modusnya hampir sama, memanfaatkan fitur lokasi agar penjaja seks dan konsumennya bisa saling berinteraksi pada radius tertentu.

Bunga –bukan nama sebenarnya- salah satu penjaja seks komersial via jejaring media sosial di kawasan Angsau Pelaihari kepada apahabar.com, Rabu (23/06) mengaku menggeluti profesi tersebut baru setahun ini. Rata-rata tarif yang dipasang Rp300 ribu hingga Rp400 ribu.

Di awal pandemi, kata dia, sempat sepi. Nyaris tidak ada tamu. Namun lantaran tuntutan ekonomi dan sulitnya mencari pekerjaan baru yang cepat mendatangkan uang membuat ia mencoba jejaring media sosial.

Ia mengaku tidak sendiri ada beberapa temannya yang juga melakukan profesi yang sama. “Kadang-kadang kami jalan bareng. Tapi hari ini ia bersama pacarnya,” kata bunga.

Prostitusi online memang bergerak dengan caranya sendiri. Sangat berbeda dengan yang menjalankan profesi ini secara konvensional.

Tidak jarang, banyak juga yang tertipu. Misalnya, dimintai tanda jadi di awal, namun ternyata gadis yang dituju ternyata tidak ada. Dalam kasus prostitusi online, tanda jadi sudah menjadi sebuah indikasi penipuan.

“Kalau sudah minta uang transfer atau uang muka itu sudah tidak beres jangan diladeni. Bisa jadi pelakunya laki-laki yang menyamar,” kata salah seorang warga Pelaihari yang tidak ingin namanya dimediakan.

Ia menceritakan dirinya biasa coba aplikasi chat di Wilayah kota Pelaihari memang kadang-kadang ditemukan ada yang menawarkan, namun tidak begitu banyak.

“Saat saya pancing mereka memasang tarif dari 250 sampai 350 ribu. Namun kadang juga tidak benar atau palsu,” katanya.