pasar murah

Program GPM, Pengamat: Titiknya Harus Tepat Agar Tidak Salah Sasaran

Bapanas menyelenggarakan program Gerakan Pangan Murah (GPM) atau pasar murah berkolaborasi dengan pemerintah setempat.

Salah satu komoditi yang dijual dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Dinas Ketahanan Pangan setempat di Pulang Pisau, Selasa (27/6/2023). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyelenggarakan program Gerakan Pangan Murah (GPM) atau pasar murah berkolaborasi dengan pemerintah. Diketahui, program tersebut tersebar di 342 titik di 301 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. 

Lokasi yang berada di 342 titik di seluruh Indonesia, menurut pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori bisa dimaknai dari beberapa sudut pandang. Ditilik dari sebaran program, hal itu bisa dimaknai secara masif (besar), namun juga bisa dimaknai secara kecil.

"Jumlah kabupaten atau kota di Indonesia 514. Jumlah desa 74 sampai 75 ribu. Kalau dilihat dari sisi itu, tentu bisa dimaknai kecil," ujar Khudori kepada apahabar.com, Selasa (27/6).

Walaupun terbilang kecil, Khudori menegaskan program pemerintah tersebut dilakukan secara detail dan terperinci. Harapannya, objek yang ingin ditarget tepat sasaran.

Baca Juga: Bapanas Gelar GPM, Pengamat: Harus Lebih Murah Dibanding Harga Pasar

"Baik anggaran maupun lokasi. Soal lokasi tentu penting. Agar sasaran yang dibidik tepat. Jangan sampai seperti menggarami air laut karena salah lokasi," ujar Khudori.

Selain itu, Khudori mengingatkan, yang tidak kalah penting adalah seberapa besar volume komoditas yang hendak dilepas di pasar pangan murah tersebut. Ini penting, karena jangan sampai, jumlah stok minim sementara permintaan meningkat.

"Besar-kecilnya volume yang dilepas akan menentukan sejauh mana jangkauan program ini. Semakin besar tentu semakin luas jangkauannya," ujarnya.

Dengan begitu, kata Khudori, pemerintah bisa menghitung sejauh mana sumbangannya kegiatan pasar murah terhadap stabilitas harga dan pengendalian inflasi. Terutama inflasi yang diakibatkan oleh sektor pangan (volatile foods).