Produk Pertanian Organik Jadi Sektor Unggulan Tembus Pasar Negara Maju

Produk UMKM pertanian berbahan dasar organik lebih diterima negara maju daripada yang tidak

Ilustrasi pertanian organik. (Foto: Pixabay)

apahabar.com, JAKARTA – Founder dan CEO PT. Mega Inovasi Organik, Dippos Naloanro Simanjuntak mengungkapkan bahwa produk organik bisa menjadi solusi untuk menembus pasar negara maju.

Hal itu bisa membantu UMKM Pertanian, untuk mengekspor produknya ke negara maju, seperti Amerika dan Eropa. Alasannya karena Amerika atau Eropa, menetapkan kriteria tinggi untuk produk pertanian ke dalam negaranya.

“Ada batas untuk tingkat kontaminasi pestisida dan food safety,” ujarnya dalam Talkshow Ekspor itu Mudah secara virtual, Selasa (18/10).

Baca Juga: Perbankan Masih Menjadi Kendala Terbesar Ekspor UMKM

Banyak produk potensial UMKM di Indonesia, yang akhirnya tidak bisa menembus pasar ekspor. Alasannya karena belum memiliki standar yang ditetapkan pada negara tujuan ekspor.

Dippos mencontohkan komoditas kopi di sumatera utara, yang memiliki potensi pasar di negara maju. Masih banyak petani-petani tersebut, yang kegiatan produksinya belum bersih.

“Petani tersebut masih menggunakan pestisida yang melibihi standar, sehingga dianggap belum bersih,” ungkapnya.

Baca Juga: Bea Cukai Kembangkan Fasilitas Konsultasi Ekspor untuk UMKM

Di sisi lain, kelebihan dari produk organik adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksinya lebih murah dari pada penggunaan pestisida.

Berdasarkan pemaparan Dippos, penggunaan pupuk pestisida oleh petani, bisa menghabiskan hingga satu juta rupiah per produksi.

“Produk organik lebih murah, karena menggunakan pupuk yang bisa dibuat dari bahan-bahan yang ada di lingkungan kita,” tuturnya.

Baca Juga: HIPMI Siap Fasilitasi UMKM Kecil untuk Menghasilkan Pengusaha Muda Baru

Kata Dippos, leluhur petani Indonesia bisa bekerja membuat produk pertanian hanya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.

Hasilnya, tidak hanya produk pertanian tersebut memiliki kandungan yang lebih baik, tapi juga bisa menjaga ke lingkungan sekitar menjadi lebih bersih.

“Petani masa sekarang ingin segalanya menjadi Instan, tanpa melihat damapknya terhadap lingkungan,” tutupnya.