Prihatin Penyebaran Kusta, Mensos Risma Bikin Lumbung Sosial di Sungai Pitung Batola

Menindaklanjuti laporan masyarakat, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi warga penderita kusta di Desa Sungai Pitung, Kecamatan Alalak, Barito K

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meninjau RST di Desa Sungai Pitung, Kecamatan Alalak, Selasa (11/6). Foto: Kemensos

bakabar.com, MARABAHAN - Menindaklanjuti laporan masyarakat, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi warga penderita kusta di Desa Sungai Pitung, Kecamatan Alalak, Barito Kuala (Batola), Selasa (11/6).

Kedatangan perempuan yang biasa disapa Risma itu didampingi sejumlah pejabat Kemensos, serta Penjabat Bupati Batola, Mujiyat, bersama unsur Forkopimda.

Mengenakan kemeja batik dan celana hitam, Risma meninjau satu dari empat pembangunan Rumah Sejahtera Terpadu (RST) yang bersumber dari bantuan Kemensos senilai Rp20 juta per unit.

Salah satunya rumah yang ditempati pasangan suami istri Bahrudin (46) dan Solatiah (42).

Selain perbaikan rumah, mereka menerima bantuan perabotan rumah tangga, termasuk alat instalasi air dan bantuan wirausaha ternak bebek untuk peningkatan ekonomi.

"Kami bersyukur sekali. Dulu rumah kami hanya gubuk, beratap dari daun dan sering bocor kalau hujan. Dinding juga banyak yang bolong," papar Solatiah.

"Dulu kami minum air sungai yang dibersihkan dengan tawas. Kalau air asin masuk di musim kemarau, kami terpaksa membeli 1 jeriken berisi 20 liter seharga Rp10 ribu," imbuhnya.

Diketahui kedatangan Risma tak hanya meninjau pembangunan RST, tetapi juga pengolahan air bersih yang diduga kuat menjadi penyebab penyebaran kusta.

Pun Risma menegaskan kunjungan ke Sungai Pitung bukan untuk meresmikan, melainkan menangkap permasalahan-permasalahan penyakit kusta.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini didamping Penjabat Bupati Batola, Mujiyat, memberikan keterangan pers di sela kunjungan ke Desa Sungai Pitung, Kecamatan Alalak, Selasa (11/6). Foto: Detik

Terlebih warga setempat mengalami kesulitan mendapatkan suplai air bersih dari PDAM, serta memanfaatkan air sungai yang sama untuk beraktivitas.

"Sepertinya masalah air dengan PH rendah. Mereka yang terkena kusta rata-rata juga disebabkan kurang gizi, sehingga kami memunculkan ide lumbung sosial penanganan kusta," jelas Risma.

Adapun Lumbung Sosial Sungai Pitung akan menyediakan alat-alat kebersihan mandi, obat-obatan, kamar dan kasur.

Tidak hanya kusta, lumbung sosial itu juga menangani Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Sungai Pitung yang berjumlah 11 orang.

Sementara untuk mengatasi permasalahan air bersih, Kemensos telah membangun instalasi pengolahan air komunal yang berlokasi di RT 1 Desa Sungai Pitung.

Instalasi tersebut memproduksi rata-rata 1,5 liter air per detik untuk memenuhi kebutuhan 300 kepala keluarga.

Namun infrastruktur yang tersedia belum menjangkau kawasan lain. Sebut saja warga RT 6 yang masih memanfaatkan air rawa untuk kebutuhan sehari-hari.

Merespons instruksi Mensos, Pemkab Batola berencana membuat embung untuk wilayah yang belum terjangkau pengolahan air bersih.

"Embung tersebut akan menjadi suplai air bersih di Desa Sungai Pitung. Pengadaan tanah akan dianggarkan dalam APBD Perubahan. Sedangkan peralatan embung akan disiapkan Kemensos," sahut Mujiyat.

Risma direncanakan berada di Batola selama dua hari. Setelah Sungai Puting, mantan Wali Kota Surabaya dua periode ini berada di Marabahan, Rabu (12/6) untuk serangkaian kegiatan.

Diawali meninjau pelaksanaan operasi katarak di RSUD H Abdul Aziz Marabahan, dilanjutkan bakti sosial seperti penyerahan bantuan kaki maupun tangan palsu, pemeriksaan kejiwaan dan fisioterapi di halaman Kantor Bupati Batola.

Kunjungan Risma ke Bumi Selidah direncanakan diakhiri dengan meninjau pemberdayaan komunitas ternak ayam petelur Desa Kolam Kanan di Kecamatan Barambai.