Hot Borneo

Pria Simpur HSS Sulap Belatung Jadi Pakan Alternatif Ternak

apahabar.com, KANDANGAN – Slamet Budianto (33) warga Desa Ulin Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)…

Slamet Budianto, warga Kecamatan Simpur Kabupaten HSS yang telah berhasil mengembangkan maggot BSF.Foto-apahabar.com/Nuha.

apahabar.com, KANDANGAN – Slamet Budianto (33) warga Desa Ulin Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) berhasil menyulap belatung dari black soldier flying (BSF) atau lalat tentara hitam menjadi pakan alternatif untuk ternak.

Awalnya, Slamet melihat bahwa para peternak mulai mengeluhkan harga pakan ternak pabrikan baik ikan maupun unggas setiap tahunnya mengalami kenaikan.

“Saya kepikiran untuk mencari solusi pakan alternatif bagi peternak melalui internet yang bisa dikembangkan di daerah kita,” kata Slamet Budianto kepada apahabar.com, Minggu (3/4).

Dia kemudian menemukan salah satu pakan alternatif pengganti pakan pabrikan, maggot BSF menjadi solusi bagi pembudidaya ikan maupun unggas.

Slamet Budianto mengungkapkan bahwa memelihara maggot cukup mudah jika memahami siklus hidupnya, apalagi makanannya hanya dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga.

“Cukup kita kumpulkan sampah organik ke tempat yang sudah disediakan, lalu diatasnya diletakkan telur lalat BSF. Nanti 3 sampai 4 hari telurnya akan menetas,” ujarnya.

Setelah menetas, telur berubah menjadi larva maggot BSF dengan usia kurang lebih selama 14 hari. Selanjutnya larva berganti prepupa, di mana fase ini persiapan metamorfosis menuju perubahan lalat BSF.

“Lalat BSF yang telah dewasa berkembang biak kembali, bertelur di tempat yang telah kita sediakan. Uniknya, setelah kawin lalat akan mati,” lanjutnya.

Atas ketekunan selama kurang lebih lima bulan, akhirnya Slamet sukses mengembangkan maggot yang dipelajari otodidak melalui internet.

Meskipun, sementara belatung lalat tentara hitam itu masih sebatas digunakan untuk pakan ikan nila dan ikan haruan (gabus) di kolam terpal miliknya.

Slamet terus memperkenalkan lalat BSF kepada para peternak dan warga yang hobi memancing. Pasalnya, maggot bisa digunakan sebagai pengganti ulat bumbung.

“Banyak yang sudah mulai berminat mengembangkan maggot BSF, tanggapan masyarakat bagus karena maggot mengandung protein tinggi bagi hewan ternak,” jelasnya.

Jerih payah Slamet Budianto juga turut diapresiasi pemerintah setempat, hal ini dibuktikan dengan diraihnya penghargaan inovasi tingkat kabupaten juara pertama kategori umum pemanfaatan sampah organik rumah tangga.

“Sekarang kita masih mengembangkan maggot fresh. Ke depannya akan membuat maggot kering, tepung maggot, dan kasgot (bekas maggot) untuk pupuk kompos tanaman,” tandasnya.

Slamet Budianto turut mempersilahkan kepada masyarakat yang ingin belajar langsung cara budidaya maggot BSF untuk alternatif pengganti pakan pabrikan.

Slamet Budianto menunjukkan maggot BSF dalam biopond (tempat budidaya maggot).Foto-apahabar.com/Nuha.