Bantuan Pangan Beras

Presiden Pantau Distribusi Bantuan Pangan Beras Jelang Panen Raya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Bapanas terus memantau distribusi bantuan pangan beras sebagai program bantalan ekonomi kepada masyarakat rentan.

Pemantauan distribusi bantuan pangan beras terus dilakukan oleh Presiden Joko Widodo bersama Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi. Sebagai salah satu program bantalan ekonomi kepada masyarakat yang rentan terdampak fluktuasi harga pangan, kesinambungan bantuan pangan beras diharapkan dapat menyangga daya beli dan tingkat ketercukupan konsumsi pangan masyarakat. Foto: Bapanas

apahabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus memantau distribusi bantuan pangan beras sebagai program bantalan ekonomi kepada masyarakat yang rentan terdampak fluktuasi harga pangan.

Hadirnya kesinambungan bantuan pangan beras diharapkan mampu menyangga daya beli dan tingkat ketercukupan konsumsi pangan masyarakat.

"Nanti setelah Januari, Bapak Ibu akan menerima lagi Februari, Maret, setuju? Setelah Maret akan ditambah lagi April Mei Juni. Kenapa bantuan beras ini kita berikan? Karena memang di seluruh dunia, di semua negara itu, harga berasnya terkerek naik, semuanya naik," ujar Presiden Jokowi saat berpidato di depan 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Perum Bulog Purwomartani, Sleman, Senin (29/1).

Presiden Jokowi menjelaskan, kegagalan panen dipengaruhi oleh perubahan iklim sehingga menurunkan produksi pangan. "Tidak hanya di negara kita. Dulu negara-negara yang biasanya kita bisa beli, sekarang mereka stop, tahun yang lalu stop, tidak menjual berasnya lagi, karena dipakai sendiri di negara masing-masing," lanjut presiden.

Baca Juga: Daerah Rentan Rawan Pangan Turun, Bapanas Perkuat Sinergitas

Kepala Negara menyampaikan kunci penekan harga beras terletak pada peningkatan produktivitas petani dalam negeri. Sembari mewujudkan itu, bantuan pangan beras dihadirkan agar masyarakat lebih terbantu.

"Saya selalu menekankan kepada para petani, agar produktivitas kita tahun ini bisa ditingkatkan, sehingga (bisa) menekan harga untuk tidak naik lagi. Karena kalau produktivitas padi kita turun seperti tahun kemarin, harga pasti otomatis naik, karena suplainya tidak cukup," papar RI-1.

Presiden juga menegaskan, bantuan pangan beras sebanyak 10 kg diberikan kepada hampir 22 juta penerima manfaat.

"Yang paling penting Bapak Ibu, Januari Februari Maret April Mei Juni diberikan bantuan. Sementara sampai Juni. Nanti kalau APBN kita hitung-hitung (cukup), bisa dilanjutkan lag," ucap Presiden.

Baca Juga: Impor 3 Juta Ton Beras, CORE: Pemerintah Serampangan!

Usai mendampingi presiden, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa pihaknya diinstruksikan agar memastikan ketersediaan stok pangan strategis. Penderasan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ke berbagai lini pasar juga akan disegerakan agar masyarakat bisa memperolehnya dengan mudah.

"Kemudian tadi beliau juga menyampaikan agar secepatnya menggelontorkan 200 ribu ton, ini beras komersial juga akan digelontorkan, segera. Kemudian beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) 1,2 juta ton itu juga harus digelontorkan segera,” jelasnya..

Penderasan stok CBP penting dipercepat agar bisa berperan sebagai pengganjal ketersediaan pasokan di pasar. Ini akan konsisten dilaksanakan sampai panen raya mendatang.

Baca Juga: [VIDEO] Bapanas Apresiasi Pemkab Mimika Konsisten Gencarkan GPM

Sementara itu, BPS (Badan Pusat Statistik) memberikan Kerangka Sampel Area (KSA) di bulan Maret, produksi harus mencapai 3,5 juta ton. Itu artinya di atas kebutuhan konsumsi nasional beras sebulan yang jumlahnya 2,5 juta ton.

"Kemudian mumpung sekarang kesempatannya pas, beras impor ini akan di-stop saat panen raya. Dimana Bulog sudah siap dengan stok di atas 1 juta ton. Kemudian (nanti) ditambah untuk membantu petani menyerap (produksi dalam negeri), sehingga petani harganya bisa tetap baik seperti hari ini," tandasnya.