Praktik Pertolongan Pertama Atasi Cedera saat Berolahraga

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) melaksanakan kegiatan demonstrasi pertolongan pe

PMM UMM Kelompok 65 Gelombang 6 saat melaksanakan pertolongan pertama atasi cedera di SDK Mardiwiyata 1 Kota Malang. Foto-PMM UMM for bakabar.com

bakabar.com, MALANG - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) melaksanakan kegiatan demonstrasi pertolongan pertama terhadap cedera.

Kali ini dilakukan Mahasiswa UMM kelompok 65 gelombang 6, mempraktekkan demontrasi kepada siswa dan siswi Sekolah Dasar (SD).

Kelompok yang berangotakan 5 orang mahasiswa ini memberikan cara memberikan pertolongan pertama kepada siswa di SDK MARDIWIYATA 1, RW.3, Samaan, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.

“Disaat sedang melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, tidak sedikit terjadinya cedera saat melakukannya,” ujar koordinator kelompok, Carolus Ekaprana Putra Jama.

Menurutnya, cedera dapat menjadi lebih buruk jika tidak dilakukannya pemanasan sebelum berolahraga, karena dapat menyebabkan tertariknya otot, sehingga muncul nyeri di bagian otot tertentu.

“Maka dari itu kita perlu mengetahui pertolongan pertama terhadap cedera untuk mencegah terjadinya kondisi cedera yang semakin parah,” jelasnya saat didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Nur Melizza, S.Kep., Ns., M.Kep.

Dalam kegiatan tersebut, kelompok dengan anggota Muailiya Dwi Fadila, Muhammad Ridho Putra Masyhuri, Fadhila Fairuz, dan Dafandy Ibrahima Ardianto itu memberikan demontrasi Metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation).

Rest (Istirahat) yakni dengan menghentikan semua aktivitas fisik dan memberikan waktu untuk tubuh beristirahat ketika tubuh mulai merasakan nyeri.

Pada tahapan ini tubuh diistirahatkan yang bertujuan agar berhentinya luka dan terjadinya pemulihan setelah cedera.

Langkah selanjutnya adalah ice (kompres dingin), kompres dingin menggunakan es pada area yang cedera.

Suhu dingin pada es dapat membuat area pada cedera lebih kebal pada rasa nyeri, sehingga dapat mengurangi keluhan nyeri dan pembengkakan pada jaringan yang rusak.

Kompres dapat dilakukan selama 10 menit dan setelah itu lepas kembali selama 10 menit. Ulangi cara tersebut sesering mungkin dan pastikan es telah di balut dengan lapisan seperti handuk atau pembalut.

Kemudian comperession (memberikan tekanan pada bagian yang cedera). Tahapan ini membalut dengan perban elastis secara merata di area yang cedera untuk mencegah suatu pembengkakan.

Ingat, tidak diperbolehkan membalut dengan terlalu kencang agar aliran darah menuju bagian cedera tetap lancar.

Terakhir dengan elevation (mengangkat lebih tinggi bagian yang cedera) atau mengangkat bagian yang cedera. Langkah ini dapat membatu mengurangi pembengkakan dengan bantuan gravitasi.

Jika memungkinkan, disarankan agar mengangkat bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung untuk memudahkan aliran darah kembali ke jantung.

Lebih jauh, untuk menghindari terjadinya cedera saat berolahraga, sangat disarankan untuk melakukan pemanasan dan pendinginan yang cukup sebelum dan setelah melakukan olahraga.

Periode emas penanganan cedera adalah kurang lebih 24-36 jam. Motede ini disebut metode RICE. Namun hanya efektif untuk kejadian cedera tahap ringan hingga sedang.

Jika sudah demikian, selanjutnya konsultasi ke dokter spesialis, agar menghindari resiko lainnya.

“Segera lakukan konsultasi ke dokter spesialis orthopedi dan traumatologi jika cedera semakin parah meskipun sudah melakukan metode RICE,” ungkap Carolus Ekaprana Putra Jama.