Nasional

Prajurit TNI Jadi Guru di Perbatasan

apahabar.com, JAYAPURA – Selain menjaga keamanan di perbatasan Republik Indonesia dan Papu Nugini, sejumlah prajurit TNI…

Ilustrasi, Anggota TNI sedang mengajar di sekolah dasar di perbatasan RI-papua Nugini, Foto – breakingnews.co.id

apahabar.com, JAYAPURA - Selain menjaga keamanan di perbatasan Republik Indonesia dan Papu Nugini, sejumlah prajurit TNI dari Yonif PR 328/DGH menyempatkan mengajar di SD YPK Skofro, Kabupaten Keerom, Papua.

Danpos Skofro Yonif PR 328/DGH, Letda Inf Akhmad Mukti ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Minggu (9/12) mengatakan menjadi guru untuk mengajar muatan lokal bercocok tanam merupakan insiatif dari pihaknya sebagai satuan tugas pengamanan perbatasan RI-PNG.

“Kami melihat salah satu kendala yang dihadapi sejumlah sekolah di perbatasan adalah kurangnya tenaga guru atau tenaga didik, sehingga kami di Pos Skofro berinisiatif untuk membantu di SD YPK Skofro,” katanya.

Menjadi guru bantu di SD YPK Skofro mulai dilakukan Selasa pekan lalu dengan materi penanaman tumbuhan singkong dan keladi kepada murid-murid di SD tersebut.

“Saya bersama delapan personil langsung membantu untuk mengajar materi muatan lokal yakni bercocok tanam. Tanaman keladi dan singkong yang kami ajarkan tanam kepada murid-murid SD YPK Skofro yang mengikuti dengan antusias,” kata Akhmad.

Sementara itu, Kepala SD YPK Skofro, Dorce (48) mengatakan bahwa pihaknya mempunyai tujuh orang guru diantaranya lima ASN dan dua tenaga honorer, namun ketujuh guru tersebut tidak dapat semuanya hadir karena tugas dan tanggung jawab yang berbeda serta lokasi tinggal yang sangat jauh dari sekolah.

Sedangkan kelas yang tersedia, dari kelas 1 sampai kelas 5 dengan masing-masing jumlah murid sebanyak 15 orang. “Kami ucapkan banyak terima kasih kepada personel Satgas, yang mau membantu kegiatan mengajar di SD YPK Skofro. Disini kami sangat kekurangan guru yang bisa mengajar murid-murid sehingga banyak kendala yang dihadapi pada saat proses belajar mengajar,” katanya.

Sumber: Antara

Editor: Muhammad Bulkini