Pemilu 2024

PR Kasus Kekerasan Seksual hingga Prostitusi Anak di Depok, PSI: Kaesang Bisa!

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo mengaku optimis Kaesang bisa menyelesaikan masalah yang ada di Depok.

Ketua DPP PSI, Sigit Widodo saat bertandang ke Kota Depok. foto:apahabar.com/rubiakto

apahabar.com, DEPOK - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo mengaku optimis Kaesang Pangarep bisa menyelesaikan masalah yang ada di Depok baik yang politis maupun non politis.

"Optimis bisa, selama tidak ada kepentingan, dalam hal ini Mas Kaesang sebagai orang luar relatif tidak punya kepentingan apapun di Depok. Ketika masuk dia tidak ada beban, dia bisa masuk ke Depok tentunya harus didukung masyarakat sih," kata Sigit, Minggu, (2/7).

Saat ini permasalahan di Depok lebih banyak pada kemauan politis ketimbang nonpolitisnya. Dia mencontohkan, bagaimana pemerintah harus tegas pada pelaku kekerasan seksual. Tidak sebatas pelakunya saja, tetapi juga penanganan bagi korban.

"Itu kan sebenarnya kalau kita lihat banyak korban-korban kekerasan seksual di Depok yang tidak ditangani secara psikologis oleh pemkot," kata Sigit.

Baca Juga: PSI Klaim Kaesang Didukung 61 Persen Warga Depok

Menurutnya, persoalan hukum merupakan ranahnya kepolisian. Meski begitu, Pemkot Depok punya kewajiban untuk menangani psikologis korban kekerasan seksual.

Tak hanya persoalan pemulihan psikologis korban, masalah lain seperti prostitusi anak juga juga persolan yang menjadi perhatian.

"Kemarin teman-teman berdiskusi dan menemukan jaringan prostitusi anak dan memang bukan hanya ada di Depok, karena ketika ketahuan dia kabur ke Jakarta," papar Sigit.

Baca Juga: Gibran 'Todong' Kaesang Segera Tindaklanjuti Dukungan FX Rudy Soal Pilkada Depok

Persoalan tersebut, imbuh Sigit, sesungguhnya bisa ditangani jika Pemkot Depok bisa bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya.  Kerja sama tersebut perlu di antaranya perlu membuat task force yang dapat menyelesaikan prostitusi anak.

Kasus temuan prostitusi anak membuat tagline Depok sebagai kota religius justru dipertanyakan. Padahal, persoalan tersebut sesungguhnya dapat diselesaikan dengan kemauan politik yang mumpuni.