Tak Berkategori

PPKM Level 4 di Banjarbaru Diperpanjang, Ovie Pertanyakan Alasannya

apahabar.com, BANJARBARU – PPKM level 4 di Banjarbaru resmi diperpanjang hingga 4 Oktober, Wali Kota Banjarbaru…

Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin. Foto-Fida

apahabar.com, BANJARBARU – PPKM level 4 di Banjarbaru resmi diperpanjang hingga 4 Oktober, Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin dibuat heran.

Pasalnya, menurut Ovie, sapaan akrab Wali Kota, jika melihat indikator-indikator penentu PPKM jenjang level, Kota Banjarbaru seharusnya malah turun level.

“Pemkot telah giat melaksanakan vaksinasi, tercatat presentasi vaksin pertama di Banjarbaru sebesar 39,82 persen melebihi capaian di provinsi Kalsel sebesar 23,35 persen dan angka nasional sebesar 38,25 persen,” ujarnya, Selasa (21/9).

Cakupan vaksin kedua juga, katanya menunjukkan angka yang baik sebesar 24,95 persen melebihi cakupan provinsi sebesar 13,61 persen dan cakupan nasional sebesar 21,71 persen.

Bahkan, sebutnya Banjarbaru telah menjangkau vaksinasi ke anak-anak sekolah sebagai persiapan untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka.

“Pemkot Banjarbaru telah berupaya maksimal melalui puskesmas-puskesmas untuk mensosialisasikan kegiatan vaksin kepada masyarakat. Kita dapat melihat bagaimana antusias dan kesadaran warga Kota Banjarbaru untuk ikut vaksinasi,” katanya.

Namun, apabila tingkat vaksinasi di bawah 50 persen menjadi penyebab, seharusnya pemerintah pusat mendrop vaksin lebih banyak ke daerah atau kota yang melaksanakan PPKM level 4. Sebab kendala yang dihadapi terkait dengan ketersediaan vaksin dan drop vaksin dari pemerintah pusat yang terbatas. Dan ketersediaan vaksin sampai ke distribusi Pemerintah Daerah adalah wewenang Pemerintah Pusat.

“Demikian juga dengan aglomerasi kota, Banjabaru adalah kota persimpangan bagi provinsi Kalsel, menjadi pintu gerbang bagi arus ekonomi Kalsel. Bandara berada di Kota Banjarbaru. Kita tidak mungkin melakukan penutupan secara ketat, karena akan menggangu kehidupan ekonomi Kalsel,” terangnya.

Karena, Banjarbaru menjadi kota transit dan alur lalu lintas bagi kepentingan ekonomi, bisnis dan pemerintahan Kalsel.

“Demikian juga kondisi di RSUD Idaman. Saat ini tinggal beberapa bed saja terisi, hanya 50 persen pasien Covid yang masih dirawat di RSUD Idaman. Paseien dengan domisili Kota Banjarbaru tinggal 16 orang. Dan perlu dicatat bahwa pasien yang rawat inap bukan hanya dari Kota Banjarbaru melainkan dari seluruh wilayah Kalsel,” ungkapnya.

Seperti diketahui, RSUD Idaman adalah rumah sakit rujukan Covid-19 di Kalsel.

“Angka kasus aktif pun juga telah turun drastis. Tentu saja perpanjangan PPKM level 4 ini menjadi pertanyaan bagi kita semua,” tanyanya heran.

Untuk pasien yang isoman, katanya Pemkot telah menggagas gerakan Garda Lima yang merupakan kesatuan gerak dari seluruh komponen masyarakat dan pemerintah kota.

Setiap warga isoman pun terangnya diperhatikan dengan diberi bantuan berupa makanan dan obat-obatan.

“Kami tentunya sangat menyayangkan perpanjangan PPKM level 4 ini, meski demikian keputusan perpanjangan adalah wewenang Pemerintah Pusat lewat KCP PEN dan setiap Pemerintah Daerah wajib mengikuti keputusan Pemerintah Pusat ini,” ucapnya.

Terkahir, Ovie mengatakan Pemkot akan berupaya maksimal agar pemerintah meninjau kembali keputusan – keputusan berkaitan dengan penanganan Covid di Kota Banjarbaru.