Kalsel

POPULER SEPEKAN: Polisi Tewas Tenggelam di Sungai Martapura, hingga 2 Kasus Kriminalitas di Hulu Sungai

apahabar.com, BANJARMASIN – Kali ini, beragam aksi kriminalitas mewarnai berita terpopuler sepekan apahabar.com. Yang paling membetot…

Sehari jelang Ramadan, Satpol PP beraksi di beberapa hotel kelas melati yang diduga menjadi lokasi prostitusi. apahabar.com/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN – Kali ini, beragam aksi kriminalitas mewarnai berita terpopuler sepekan apahabar.com.

Yang paling membetot perhatian publik tentu saja kasus tewasnya Bripka Mashuddin. Mashuddin merupakan anggota buru sergap Polsek Banjarmasin Tengah.

Ia tenggelam hingga tewas dalam pengejaran seorang buronan di Pasar Sudimampir, Banjarmasin. Sementara, buronan yang menjadi buruan Mashuddin diam-diam berhasil menyelamatkan diri dari derasnya arus sungai yang membelah ibu kota Kalsel itu.

Bergumul di dalam air, pelaku yang belakangan adalah seorang tukang parkir di kawasan Pasar Sudimampir itu menyelinap dari kejaran petugas dan relawan pencarian yang mengira ia telah tenggelam. Belakangan, pelaku berhasil kabur hingga kawasan Barito Kuala.

Sementara, penangkapan buronan kasus korupsi dana desa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) juga tak kalah mengundang perhatian khalayak luas. Termasuk penangkapan puluhan pasangan bukan suami-istri, sehari jelang Ramadan 1442 hijriah di Kota Banjarmasin. Dan, viralnya video Guru Wildan. Berikut lima berita terpopuler sepekan kali ini:

1. Polisi Tenggelam

Polisi Pemburu Buron di Sungai Martapura Ditemukan Meninggal Dunia

Bripka Mashuddin tewas usai bergumul dengan Faisal di Sungai Martapura, Jumat (9/4) malam. Faisal merupakan buron kasus penganiayaan.

Dua hari kemudian jasad Mashuddin, anggota Tim Buru Sergap Polsek Banjarmasin Tengah itu ditemukan. Jasadnya mengapung di perairan dekat Balai Kota Banjarmasin.

Enam hari kemudian, terungkap fakta jika Faisal tidak ikut tenggelam bersama Mashuddin. Faisal yang lolos dari pengejaran malam itu kabur ke kabupaten tetangga, Barito Kuala.

Tim gabungan berhasil mengamankan pemuda yang berprofesi sebagai tukang parkir itu di Jalan Barambai Kolam Kiri, Desa Barambai.

Kepada polisi, Faisal mengaku memang melawan saat akan diamankan Mashuddin di tepi dermaga Pasar Bawang. Mereka berdua pun tercebur ke air.

Selain dilaporkan mengalami kram kaki, terungkap fakta lain jika Faisal sempat melayangkan sejumlah tendangan ke Mashuddin. Saat itu, mereka sedang bergumul di dalam air.

"Di dalam air, sempat menendang [Bripka Mashudin] tujuh kali kemudian tenggelam," ujar warga Kelayan, Banjarmasin Selatan itu kepada petugas.

Untuk diketahui, Faisal diburu Bripka Mashuddin dan rekannya usai menganiaya seorang pengunjung warung makan berinisial SR, Minggu (21/3).

Dini hari itu SR bersama temannya sedang makan di salah satu warung di kawasan tempat Faisal biasa berjaga parkir, Pasar Lima.

Saat akan mengambil sesuatu di sepeda motornya, korban ditagih uang parkir meski belum selesai makan.

Sikap korban yang hanya mau membayar Rp1.000 memicu keributan. Lantas, Faisal tersinggung hingga memukul kepala korban dengan kayu.

Hingga kini polisi masih memeriksa Faisal. Ancaman pasal berlapis, yakni pembunuhan dan penganiayaan mengintai warga Kelayan itu.

2. Buronan Korupsi HSU

Sempat Buron, Tersangka Korupsi Dana Desa di HSU Ditangkap di Barsel

Tim gabungan akhirnya menangkap buron kasus korupsi dana desa berinisial AA (52).

Warga Desa Sungai Janjam RT 03 Kecamatan Babirik itu rupanya kabur ke Desa Babai, Kurau Kuala, Kabupaten Barito Selatan, Kalteng.

Penangkapan dilakukan tim gabungan di sebuah rumah yang menjadi lokasi persembunyian AA, Kamis 15 Apri.

Kapolres HSU, AKBP Afri Darmawan, melalui Kasat Reskrim Iptu M Andi Patinasarani mengatakan AA merupakan otak di balik penyalahgunaan dana desa tahun 2018 dan 2019 di Desa Sungai Janjam, Kecamatan Babirik, HSU. Saat itu tersangka menjabat kepala desa setempat.

"Dari keterangan pelaku bahwa benar dirinya melakukan tindak pidana tersebut, sehingga pelaku dan barang bukti selanjutnya dibawa ke Polres HSU guna penyidikan lebih lanjut," kata M Andi kepada apahabar.com.

Penangkapan berawal pada 2018 dan tahun 2019 saat Desa Sungai Janjam diguyur dana desa dari APBN.

Besarannya, pada 2018 sebesar Rp 677.953.000. Dan 2019 sebesar Rp 741.652.000. Dana tersebut digunakan untuk beberapa kegiatan seperti pembangunan, pengadaan WV, pengadaan tong sampah, penerangan listrik dan pembuatan kanopi.

Namun polisi menemukan penyelewengan berupa mark up harga, mark up upah tukang dan kegiatan pengadaan fiktif.

Dugaan penyelewengan yang dilakukan oleh aparatur desa dari hasil penyelidikan sebesar Rp 487.306.952. Itu hasil audit laporan hasil investigasi atas pelaksanaan kegiatan fisik 24 September 2020.

Dalam kasus ini penyidik sudah memeriksa 3 orang saksi. Sementara barang bukti yang berhasil disita, 1 berkas APBDes Perubahan Tahun 2018 No 2 Tahun 2018, 1 berkas APBDes Perubahan Tahun 2019 No.5 Tahun 2019, 1 berkas Laporan Realisasi Tahun 2018.

Kemudian, 1 berkas Laporan Realisasi Tahun 2019, 3 rangkap SP2D tahap satu, dua, dan tiga tahun 2018, 3 rangkap SP2D tahap satu, dua, dan tiga tahun 2019.

Satu Buku Kas Umum 2018, 1 Buku Kas Umum 2019, 3 lembar rekening koran Bank Kalsel atas nama Nasabah Desa Sungai Janjam, Surat Keputusan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Desa Sungai Janjam Kecamatan Babirik.

Satu berkas SPJ Desa Sungai Janjam Kecamatan Babirik Kabupaten HSU TA 2018 dan 1 berkas SPJ Desa Sungai Janjam Kecamatan Babirik Kabupatan HSU TA 2019.

Saat ini tersangka sudah dibawa ke Polres HSU, guna proses hukum selanjutnya.

Tersangka sendiri sudah menghilangkan jejak sejak Januari 2021. Batang hidungnya tidak kelihatan di tempat tinggalnya, RT 03 Desa Sungai Janjam, Kecamatan Babirik.

"Belum tahap dua (pelimpahan kasus dari Polres ke Kejaksaan Negeri HSU) tersangka sudah menghilang,” ujar Andi.

3. Anak Ancam Ibu

Ngamuk Tak Diberi Duit, Pemuda di HSU Ancam Bunuh Ibu Kandung

Seorang pemuda berinisial RU (26) ditangkap Unit Reskrim Polsek Amuntai Selatan lantaran mengancam ibunya sendiri.

Di kediamannya, Desa Telaga Sari RT 01, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), RU mengancam akan membunuh ibunya sendiri dengan pisau dapur.

Merasa terancam, sang ibu kemudian melapor ke Mapolsek Amuntai Selatan.

Ia mengatakan anaknya itu mengamuk sambil memecah bola lampu dan piring-piring yang berada di dapur.

Kejadiannya bermula pada Rabu (14/4) sekitar pukul 10.00 saat sang ibu ingin berganti baju di dapur rumahnya.

“Tiba-tiba datang anaknya RU meminta uang Rp300.000 untuk membayar utang,” ujar Kapolres HSU, AKBP Afri Darmawan melalui Kapolsek Amuntai Selatan Iptu Yudi Ahmad Komarudin.

Lantaran ibunya tak punya uang, RU menyuruh untuk mengutang kepada tetangganya.

“Dan ibunya bilang bahwa tetangga tidak bisa mengutangi karena sudah sering berutang,” ujarnya.

RU lantas naik pitam. Ia mengambil sebilah pisau dapur dan langsung memecahkan bola lampu yang berada di dapur, termasuk piring-piring yang berada di dapur.

“Selanjutnya, pelaku mengacungkan pisau tersebut ke arah ibunya sambil berkata aku bunuh sekalian,” ujarnya.

Mendengar ucapan tersebut ibunya langsung lari ke sebelah rumah untuk meminta pertolongan.

Atas kejadian tersebut korban melaporkan kejadian ke Polsek Amuntai Selatan guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Mendapat laporan tersebut, petugas melakukan penyelidikan hingga berhasil menangkap pelaku, Rabu (14/4) sekitar pukul 13.30 di Desa Telaga Sari, Kecamatan Amuntai Selatan, HSU.

Saat ditangkap pelaku mengakui telah melakukan pengancaman kepada ibunya dengan menggunakan senjata tajam.

"Saat ini pelaku dan barang bukti yang disita berupa pisau dapur sepanjang 18 centimeter sudah berada di Polsek Amuntai Selatan guna proses penyidikan selanjutnya," pungkas Yudi,

4. Mesum Jelang Ramadan

Sehari Jelang Ramadan, Puluhan Pasangan Bukan Suami Istri Terciduk di Hotel Banjarmasin

Sehari jelang Ramadan, Satpol PP beraksi di beberapa hotel kelas melati yang diduga menjadi lokasi prostitusi. Hasilnya, 25 pasangan bukan suami-istri terjaring.

Plt Kepala Satpol PP dan Damkar Banjarmasin, Ahmad Muzaiyin mengakui terdapat pengelola hotel yang masih bandel membiarkan mereka menginap.

"Pengunjung tidak bisa menunjukkan identitas diri dan bukti nikah. Secara keseluruhan sekitar 25 orang kami amankan," ujarnya.

Satpol PP memang sengaja memilih waktu siang hari. Sebab, biasanya petugas penegak Perda tersebut beraksi ketika malam hari.

"Kita coba karena tidak mesti malam," ucap Camat Banjarmasin Timur ini.

Pasangan yang terjaring memiliki umur yang bervariasi. Mulai 17 hingga 40 tahun.

Khusus pasangan yang berusia muda penanganan akan melibatkan orang tua.

"Sifatnya pembinaan sedikit lebih keras dengan melibatkan orang tua;" pungkasnya.

5. Viral Video Guru Wildan

Viral Video Guru Wildan, Bawaslu Selidiki Dugaan Kampanye Terselubung

Video dukungan Guru Wildan mendadak berseliweran di jagat dunia maya. Sebabnya, sang ulama asal Martapura, Kabupaten Banjar itu secara terang-terangan menyerukan masyarakat untuk memilih salah paslon di Pilgub Kalsel yang diulang, 9 Juni mendatang.

Sontak, ada yang mendukung. Tak sedikit juga yang kontra. Riuhnya perdebatan di jagat dunia maya membuat Bawaslu Kalsel turun tangan. Mereka mencurigai muatan kampanye dalam video berdurasi 11 menit itu.

"Kami sudah mendatangi PWNU untuk melakukan klarifikasi," ujar Komisioner Bawaslu Kalsel Azhar Ridhanie kepada apahabar.com, Sabtu (17/4).

Lantas apa memang ada temuan dugaan pelanggaran di dalamnya?

Aldo - panggilan akrab Azhar Ridhanie - bakal mengetahuinya saat rapat pleno tujuh hari sejak informasi ditemukan.

Lantas, apakah video itu bisa jadi temuan pelanggaran jelang PSU?

Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran itu bilang semuanya bergantung hasil rapat pleno.

Bawaslu perlu meneliti secara komprehensif serta memastikan siapa saja yang ada di video.

"Video itu memang informasi yang kemudian sampai ke kami, dan kemudian kami telusuri," imbuhnya.

Selain Guru Wildan, Bawaslu juga menginvestigasi temuan penempelan stiker dan pemasangan baliho yang mengarah kepada dugaan pelanggaran pemilihan.

Isi Video

Dalam ceramah akun Youtube "Madrasah Darussalam Tahfidz" yang berdurasi 1 jam 27 menit, Guru Wildan blakblakan mendukung dan mengajak memilih salah satu paslon.

Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam itu menilai paslon itu adalah asli orang Martapura dan keturunan daripada Muhammad Arsyad Al-Banjari atau dikenal Datu Kelampayan.

"Kita dianugerahi Allah calon gubernur orang Martapura asli dan keturunan dari ulama," ujarnya.

Lebih jauh, Guru Wildan mengatakan paslon yang ia dukung adalah cucu dari ulama tua di Banjar, yakni Pimpinan Pondok Darussalam ke-4, KH Abdul Qodir Hasan.

"Nasabnya sudah aku ambil dari Pak Faudzan, dan dari pecucuan guru tuha (KH Abdul Qodir Hasan, red). Jadi nasabnya bukan hanya berita di medsos dan Facebook, tapi asli Martapura dan asli Banjar," bebernya.

"Jika memang orang Martapura pasti terpanggil, orang Banjar pasti terpanggil. Malu dong kalau kada [tidak] memilih, masa memilih yang tidak tahu orang Banjar atau kada," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Guru Hasanuddin menambahkan dirinya mengajak para jemaah untuk berdoa di malam ganjil. Karena pada malam tersebut diyakini turunnya lailatulkadar.

"Nanti kita sama-sama berdoa untuk meminta agar pemimpin yang terpilih akan menjalankan amanah untuk memperbaiki keadaan Kalsel," ucapnya.

Guru Hasanuddin mengimbau agar semua masyarakat turun ke TPS untuk memilih karena dari ceramah Guru Wildan sebelumnya, sudah menyampaikan siapa pilihannya.

"Karena beliau sudah menyelidiki, asal usul dari, dan beliau sudah pengalaman karena sudah satu periode. Itu belum cukup membenahi keseluruhan, jadi harapan kita Paman Birin dua kali menjabat," tuturnya.

https://www.facebook.com/dayatsena