Mencari Polisi Baik

Polri Terlalu Rapuh! ISESS: Jangan Bodohi Masyarakat

Polri dapat kritikan keras dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS). Institusi penegak hukum itu dianggap gagal.

Ilustrasi polisi. Foto via pikiranrakyat.com

apahabar.com, JAKARTA - Polri dapat kritikan keras dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS). Institusi penegak hukum itu dianggap gagal.

Kritikan itu dilontakan Bambang Rukminto. Ia getol mengkritisi Polri. Katanya,  reformasi yang digemborkan kelewat pelan. "Nyaris tidak berlangsung dengan baik," imbuh pengamat kepolisian itu.

Kata dia, apa yang dilewati Polri setahun ini, terlampau ruwet. Tak terjadi dalam satu dekade terakhir.

Baca Juga: Benny Susetyo Kasih Skor 7 untuk Polri: Jangan Seperti 'Hantu'

Bayangkan saja. Ada kasus Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa. Keduanya perwira tinggu bintang dua. Bahkan sama-sama digadang kandidat kapolri masa depan.

Belum lagi cela lainnya. Mulai dari kasus suap, hingga pertambangan ilegal.

"Satu tahun ini kepolisian memang menghadapi badai yang sangat besar. Membuat tingkat kepercayaan masyarakat menurun tajam," analisanya.

Anggota Polri. Foto: Satuharapan.com

Fakta ini jelas menakutkan. Jika terus berlarut; dibiarkan begitu saja, Polri bisa ambruk. Mengerikan.

"Ini sangat berat. Perlu banyak evaluasi yang harus dilakukan oleh kepolisian," kata Bambang.

Polri bukannya defisit kader terbaik. Tapi, entah kenapa, polisi-polisi baik itu seolah tak punya jalan. Seperti ada yang mengganjal.

Baca Juga: Catatan Senator: Habib Banua Beri Skor 7,5 untuk Polri

Yang muncul justru polisi-polisi pembawa harapan palsu. Kesannya begitu berprestasi, tapi nyatanya tak terbukti. Ini tak beres.

"Bagaimana bisa muncul perwira-perwira tinggi yang ternyata jauh dari harapan masyarakat?," tanyanya heran.

Kata Bambang jangan heran jika kepercayaan masyarakat terhadap polisi menurun drastis. Apa boleh buat.

Pimpinan Polri Harus Tegas

Di bagian ini, ia menyajikan data ringkas. Mengacu survei Badan Pusat Statistik. Di mana laporan korban masih sangat muda sekali. Dari 100 persen hanya 23,2 persen yang melapor.

"Artinya kan ada hampir 78 persen itu tidak melapor pada kepolisian. Itu yang perlu harus menjadi bahan evaluasi," ucapnya.

Lantas, apa yang mesti dilakukan Polri? Jawabnya; berubah!

Harus berubah seperti apa? "Benahi sistem manajemen dan SDM-nya," jawabnya.

Baca Juga: Skor '9' dari Castro untuk Polri di HUT Bhayangkara 77

Bambang tegas. Ia menyebut sistem manajemen SDM di Polri tak mampu mendeteksi prilaku menyimpang anggotanya. Karena itu, mesti berubah.

"Kasus-kasus yang kemarin terjadi itu akibat sistem manajemen dan SDM yang buruk. Jika tidak dibenahi, akan terulang lagi," sambungnya.

Ia menganggap selama ini Polri terlalu rapuh. Tak tegas memperbaiki internal sendiri. "Sistem manajemen itu baik jika pimpinannya tegas," ketusnya.

Baca Juga: [EDITORIAL] Mencari Polisi yang Baik

Meski begitu, ia percaya. Banyak polisi yang memiliki intelektualitas tinggi. Tapi tolong diingat, ada problem integritas dan kejujuran.

"Polisi meskipun dia pintar, kalau tidak integritas dan kejujuran, ya akhirnya mereka akan melakukan pelanggaran. Apa? Membodohi masyarakat," tutupnya.