Gempa Cianjur

Polri Akui Kesulitan Identifikasi Jenazah Korban Gempa Cianjur

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengungkapkan sejumlah kesulitan yang dihadapi selama mengidentifikasi jenazah korban gempa Cianjur.

Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol dr A Nyoman Eddy Purnama Wirawan dalam konferensi pers identifikasi DVI Polri terhadap korban gempa di RSUD Sayang Cianjur. Foto-Antara.

apahabar.com, JAKARTA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengakui kesulitan ketika mengidentifikasi jenazah korban gempa Cianjur. Kesulitan itu di antaranya terkait fasilitas pemeriksaan hingga kondisi jenazah yang ditemukan Tim SAR.

“Kesulitannya karena semua dikerjakan marathon dengan fasilitas dua meje pemeriksaan. Sementara kami melakukan dasar identifikasi,” kata Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol dr A Nyoman Eddy Purnama Wirawan, dilansair Antara, Minggu (27/11).

Adapun secara teknis, DVI Polri memiliki sumber daya manusia yang mendukung Inafis yakni dua dokter forensik Polri, tiga dokter forensik setempat, dan teknisi.

Selain itu, kondisi jenazah yang sudah rusak seiring berjalannya waktu menjadi tantangan tersendiri.

Meski begitu, pihaknnya beruntung mendapat bantuan dalam bentuk pemeriksaan sidik jari.

Namun, imbuh Eddy, pemeriksaan akan menjadi lebih kompleks apabila sidik jari tidak dapat diidentifikasi sehingga menggunakan peralatan lebih, tenaga, dan biaya untuk pemeriksaan DNA, seperti temuan bagian tubuh yang tengah diidentifikasi DVI Polri saat ini.

"Menurut catatan kami ada tulang kepala, jadi agak susah," kata Eddy.

Eddy meminta masyarakat dan para keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk melapor ke Posko Pengaduan Orang Hilang atau Posko Ante Mortem DVI di Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur.

Baca Juga: Update Korban Gempa Cianjur, 318 Orang Meninggal Dunia