Penodongan Bambang Rukminto

Polisi Yakini Bambang Rukminto Korban Penodongan: Incar Handphone

Kepolisian tengah mendalami kasus penodongan pada Bambang Rukminto

Pistol yang berhasil dirampas peneliti kepolisian dari ISESS, Bambang Rukminto. Foto: Bambang untuk apahabar.com

apahabar.com, SURABAYA - Peneliti kepolisian dari Institut for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto telah membuat laporan kepolisian usai menjadi korban penodongan orang tak dikenal pada Jumat (23/6). Kini, pihak kepolisian Polresta Malang Kota tengah melakukan pendalaman.

Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Bayu Febrianto Prayoga mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan olah TKP sejak kemarin. Kemudian, pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan saksi-saksi pada sesaat dan setelah kejadian.

Sejauh ini, polisi juga menghimpun informasi dari sejumlah warga di sekitar TKP Dari keterangan warga, ada 4 orang pelaku yang melakukan penodongan tersebut.

Baca Juga: Kompolnas Minta Usut Penodongan Pistol terhadap Bambang Rukminto

“Mereka saling berboncengan menggunakan motor,” ucap Bayu kepada awak media di Polresta Malang Kota, Sabtu (24/6).

Saat disinggung mengenai keterkaitan motif pelaku dengan profesi Bambang yang dikenal vokal terhadap kepolisian, Bayu mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman.

Dia hanya mengatakan bahwa pihak kepolisian masih berpedoman pada laporan resmi Bambang Rukminto.

Baca Juga: [VIDEO] Detik-Detik Penodongan Pistol Bambang Rukminto ISESS

“Saat ini sesuai kronologis awal, bahwa pelaku melakukannya (penodongan) untuk meminta handphone pak Bambang,” kata Bayu.

Untuk diketahui, Bambang menjadi korban penodongan saat hendak pulang ke rumahnya seusai mengambil uang di sebuah anjungan tunai mandiri. Lokasi penodongan tepat di Jalan Danau Yamur, Sawojajar, Kota Malang sekitar pukul 14.45 WIB.

"Kejadiannya di jalan depan sekitar 100 meter dari rumah saya," jelas Bambang kepada apahabar.com.

Baca Juga: BREAKING! Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto Jadi Korban Penodongan

Dua di antara empat orang tersebut kemudian menodongkan pistol. Mereka meminta Bambang untuk menyerahkan telepon genggamnya.

"Saya lirik pistolnya tipis, perkiraan saya airsoft gun," jelasnya.

Bambang berhasil merebut salah satu pistol dari si penodong yang berada di sisi kanannya. Dia  juga sempat melawan dengan memukul si penodong di bagian wajah.

"Kacamata saya pecah, saya kemudian berteriak 'rampok'," jelas Bambang.