Kasus Penganiayaan Anak

Polisi Dalami Motif Penganiayaan Anak SMP oleh Temannya di Blitar

Seorang anak SMP meninggal dunia diduga dianiaya temannya di Blitar, Jawa Timur. Polisi masih mendalami motif penganiayaan itu.

Ilustrasi kasus penganiayaan anak. Foto – metronews.com

apahabar.com, BLITAR - Seorang anak SMP meninggal dunia diduga dianiaya temannya di Blitar, Jawa Timur. Polisi masih mendalami motif penganiayaan itu.

"Untuk motif harus didalami dulu, tidak bisa langsung. Yang jelas ini dilakukan anak-anak," kata Kapolres Blitar Kota AKBP Danang Setyo Pambudi Sukarno di Blitar dilansir dari Antara, Senin (28/8).

Pihaknya mengatakan proses penyidikan perkara tersebut masih terus berjalan hingga kini. Polisi juga sudah memeriksa 16 saksi baik dari teman sekolah, guru, termasuk keluarga.

Baca Juga: DPR Desak Panglima TNI, Usut Paspampres Pelaku Penganiayaan Tewas

Pelaku juga sudah ditempatkan di tempat khusus dengan pendampingan. Polisi juga masih menunggu jadwal pemeriksaan psikologis pada pelaku yang masih berusia di bawah umur tersebut.

"Untuk penyidikan juga masih menunggu hasil autopsi. Kami tunggu jadwal pemeriksaan psikologis pelaku," kata dia.

Terkait dengan pelaku yang memiliki latar belakang ilmu silat, Kapolres mengatakan bahwa kabar itu tidak benar. Namun, dia menambahkan semua hasil pemeriksaan tersebut segera ditindaklanjuti sehingga bisa menjadi masukan ke penyidik.

Sebagai informasi, kasus penganiayaan terjadi di lingkungan sebuah madrasah tsanawiyah negeri (setingkat SMP) di Kabupaten Blitar. Penganiayaan itu dilakukan oleh sesama teman.

Baca Juga: Panglima TNI Tegas, Paspampres Pelaku Penganiayaan Bisa Dihukum Mati

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (25/8) saat jam pergantian belajar sedang berlangsung. Korbannya adalah MA, pelajar kelas IX-V, sementara pelaku pemukulan adalah KR, pelajar kelas IX-VII.

Pelaku masuk ke ruang kelas korban menuju tempat duduk korban sambil berteriak. Saat itu, teman-temannya yang lain sudah berusaha menghalangi namun terlepas.

Pelaku memukul sampai tiga kali (mengenai bagian tubuh vital yakni tengkuk kepala belakang dan dada-ulu hati) tanpa ada perlawanan dari korban.

Korban langsung jatuh, tidak sadarkan diri. Ia juga sempat mendapatkan perawatan di ruang UKS. Namun, karena tidak sadarkan diri, pihak madrasah membawanya ke rumah sakit di Srengat, Kabupaten Blitar, untuk pemeriksaan, namun korban dinyatakan meninggal dunia.