bakabar.com, SAMPIT - Upaya pengejaran terhadap RR (40), pelaku penganiayaan berantai terhadap pengasuh dan anak penghuni Panti Asuhan Annida Qolbu, terus dikebut aparat.
Setelah dua kali melakukan penyerangan brutal dan membuat puluhan anak panti hidup dalam ketakutan, polisi kini mengaku telah mengantongi sejumlah petunjuk kuat terkait persembunyian pelaku.
Kapolsek Baamang, AKP Mochammad Romadon, mengatakan bahwa proses penyelidikan dan pencarian masih berlangsung intensif.
“Sedang kita lakukan lidik dan pencarian terhadap pelaku. Mohon bantuan masyarakat jika melihat keberadaannya. Informasinya, pelaku masih ada hubungan kerabat dengan ketua yayasan,” ujarnya saat dikonfirmasi media ini, Minggu (16/11/2025).
Menurut perwira tersebut, tim gabungan Resmob yang dikerahkan semalam sempat menyisir sejumlah lokasi yang dicurigai sebagai tempat pelarian RR. Bahkan dua personel melakukan pengintaian di sekitar panti hingga pukul 05.00 pagi, namun pelaku belum ditemukan.
Polisi menduga RR memanfaatkan fakta bahwa ia tidak memiliki tempat tinggal tetap, sehingga memudahkannya berpindah-pindah untuk menghindari kejaran.
Pihak kepolisian juga membuka peluang adanya korban lain. “Kalau ada korban lain segera diarahkan melapor supaya bisa dimintakan visum untuk menguatkan perbuatan pelaku,” tambah Romadon.
Aksi kekerasan yang dilakukan RR mengguncang penghuni panti tersebut. Pada Kamis (13/11/2025), pengasuh panti, Sri Rohani (52), dipukul brutal hingga mengalami retak tulang pipi. Kondisi ibu panti itu semakin mengkhawatirkan mengingat ia hidup dengan satu kaki setelah kehilangan kaki kirinya akibat kebakaran beberapa tahun lalu.
Belum sempat pulih dari trauma, serangan kedua terjadi pada Sabtu malam (15/11/2025). Seorang remaja panti berinisial MK (16) menjadi korban pembacokan ketika berjalan di sekitar Puskesmas Baamang.
Dari keterangan Sri Rohani, pelaku menebaskan parang tiga kali satu tebasan mengenai helm, dua lainnya melukai bahu dan pergelangan tangan MK. Diduga, parang pelaku dalam kondisi tumpul sehingga luka tidak sampai fatal.
Dua serangan beruntun ini membuat suasana di Panti Asuhan Annida Qolbu semakin mencekam. Anak-anak yang sebagian besar yatim piatu, termasuk di antaranya penyandang disabilitas mental, kini hidup dalam bayang-bayang teror.
Mereka menyaksikan bagaimana pelaku masih bebas berkeliaran di sekitar lingkungan mereka. Situasi ini juga menimbulkan tekanan psikologis yang berat bagi penghuni panti. Para relawan dan warga sekitar berharap polisi segera menangkap pelaku demi mengakhiri ketakutan mereka.
Sementara itu, polisi memastikan pengejaran tidak akan berhenti hingga RR berhasil ditangkap. Aparat juga mengimbau masyarakat tetap waspada dan segera melapor jika melihat pelaku atau mengetahui tempat persembunyiannya.