Mayat Sekeluarga Kalideres

Polisi Beberkan Motif Tewas Mayat Sekeluarga: Aktivitas Ritual Tertentu

Polisi mengungkapkan motif tewasnya sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Dugaan kuat korban mendalami aktivitas ritual tertentu.

(Foto: apahabar.com/Daffaaldiansyah)

apahabar.com, JAKARTA - Polisi mengungkapkan motif tewasnya sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Dugaan kuat korban mendalami aktivitas ritual tertentu.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Selasa (29/11).

"Tim Asosiasi Psikologi Forensik menemukan bahwa ada keindetikan penyelidikan berdasarkan keterangan saksi dan bukti bukti yang ada di TKP, bahwa ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada alm Budiyanto, bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Selasa (29/11).

Hengki menyebut dalam hal ini berakibat suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut, bahwa untuk menjadikan kondisi menjadi baik atau mengatasi permasalahan dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tersebut.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ungkapnya.

Untuk diketahui, polisi sudah lebih dari sepekan pasca penemuan satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat, sampe saat ini belum mengungkap penyebab dari kematian satu keluarga itu.

Keempat orang yang ditemukan tewas dalam kondisi mengering itu yakni Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri bernama Margaretha Gunawan (58), kemudian anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir yakni Budyanto Gunawan, yakni ipar dari Rudyanto.

Bukan Disebabkan Kelaparan

Polda Metro Jaya menegaskan analisis awal penyidik terkait satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, bukan disebabkan oleh kelaparan.

Penyidik Polda Metro Jaya juga mematahkan dugaan yang menyebut kematian satu keluarga itu adalah akibat aksi perampokan.

Dugaan perampokan bisa dipatahkan setelah tim penyidik menemukan adanya bukti digital komunikasi dari salah satu penghuni rumah untuk menjual sejumlah barang dari rumah tersebut.

Pihak kepolisian juga telah melacak dan memintai keterangan kepada pihak pembeli barang tersebut dan atas dasar keterangan dan temuan penyidik, maka dugaan perampokan bisa dipatahkan.

Pemeriksaan terhadap tiga orang saksi terkait kasus tersebut juga mengungkapkan fakta bahwa ada anggota keluarga tersebut yang telah meninggal sejak Mei 2022, namun tidak dilaporkan.