Gangguan Mental Emosional Anak

Pola Asuh Keluarga Berpengaruh pada Gangguan Mental Emosional Anak

Gangguan mental emosional yang dialami oleh anak masa sekarang jauh lebih banyak dibanding dulu. Keluarga bisa bantu mencegahnya.

Pola asuh keluarga berpengaruh pada gangguan mental emosional anak. Foto-net

apahabar.com, JAKARTA - Gangguan mental emosional yang dialami oleh anak masa sekarang jauh lebih banyak dibanding dulu. Keluarga bisa bantu mencegahnya.

Keluarga bisa menjadi pencegah pertama terjadinya gangguan mental emosional yang dialami anak-anak. Segala jenis 'toxic' yang sekarang akrab jadi sebutan untuk suatu hal yang mengganggu bisa dicegah melalui keluarga.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr.dr. Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Generasi muda perlu mendapatkan perhatian dalam keluarga," kata Kepala BKKBN Dr. dr. Hasto Wardoyo saat Perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas), di Semarang, Kamis (3/8) seperti dikutip dari Antaranews.com.

Baca Juga: Hati-hati, Memaksa Anak Berpengaruh Buruk pada Kesehatan Mentalnya

Hasto mengatakan, sekarang ini jumlah anak-anak yang mengalami gangguan mental emosional jauh lebih banyak dibandingkan dulu. Maka peran keluarga menjadi sangat penting untuk mencegahnya. Ia mengingatkan orang tua untuk mulai melihat ketika anak-anaknya menunjukkan sikap sulit diajak komunikasi dan merasa hidup di dunianya sendiri.

"Hati-hati, mental emosional disorder. Kami titip perhatian pada anak-anak. Mereka yang sulit diajak komunikasi itu gejala, mereka yang kemudian merasa hidup di alamnya sendiri juga gejala," katanya Hasto menjelaskan.

Gejala lainnya, ujar Hasto, yang menunjukkan anak mengalami gangguan mental emosional adalah ketika anak merasa hebat sendiri dan mereka yang depresiasi seksual, atau memiliki orientasi seksual yang aneh.

Ilustrasi Anak. Foto-net

Karena itu, Hasto meminta keluarga benar-benar menjalankan perannya dalam mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya, sebab anak memang membutuhkan perhatian yang besar, utamanya dari orang tua dan keluarga.

"Anak muda mengatakan 'toxic people', orang yang betul-betul meracuni. Ketemu, jadi 'toxic fiendship', nikah jadi 'toxic relationship'. Akhirnya 'broken home'," kata mantan Bupati Kulon Progo itu.

Hasto juga mengutip ucapan ulama soal mendidik anak. "Nasihat ulama, didiklah anak-cucumu sesuai dengan zamannya karena mereka tidak dilahirkan di zamanmu', ujarnya.

Menurut Hasto kalimat itu merujuk untuk mengajak anak berdiskusi, mendengarkan pendapat anak, tanpa orang tua perlu merasa lebih hebat dari anak-anaknya.

Hasto meyakini, meski membangun keluarga bukan hal mudah, tapi keluarga adalah pondasi bagi anak untuk melangkah ke masa depan.