Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

PLN Kembangkan PLTP Ulumbu, Kurangi Ketergantungan Energi Fosil

PLN pastikan proyek PLTP Ulumbu di Poco Leok, Manggarai NTT mampu memenuhi peningkatan permintaan listrik di NTT dan peningkatan pasokan energi bersih nasional.

Sejak pertama kali digunakan di Italia pada tahun 1904, panas bumi telah menjadi sumber energi yang konsisten digunakan dan terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Menurut International Renewable Energy Agency (IRENA), energi panas bumi telah tumbuh dengan baik dari sekitar 10GW di seluruh dunia pada 2010 menjadi 13,3GW pada 2018. Foto: starenergygeothermal.co.id

apahabar.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) memastikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), mampu memenuhi peningkatan permintaan listrik di NTT dan meningkatkan pasokan energi bersih nasional.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menjelaskan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki NTT bisa menjadi modal menjalankan transisi energi. Oleh karenanya, pihaknya mendukung PLN dalam mengembangkan pembangkit ramah lingkungan demi memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki.

Selain itu, ditegaskan Viktor, kalau NTT menjadi salah satu yang termiskin di Indonesia bukan karena tidak punya kekayaan, namun karena kekayaannya belum dimanfaatkan. NTT tidak selamanya menjadi provinsi termiskin.

"Dengan dukungan PLN, provinsi ini akan menjadi salah satu yang terkaya di Indonesia pada 15–20 tahun mendatang. Karena kalau renewable energy menjadi panduan untuk energi masa depan, maka NTT salah satu lumbung dari EBT," ujar Viktor dalam keterangan resmi, Jumat (19/5).

Baca Juga: Selama Masa Transisi, Gas Bumi jadi Pilihan Indonesia Sebelum ke EBT

Lebih lanjut, Viktor menegaskan salah satu potensi EBT yang bisa dikembangkan untuk pembangkit listrik adalah panas bumi yang ada di Ulumbu. Dirinya menilai, proyek pengembangan panas bumi perlu terus didorong sebagai alternatif mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon.

"Saya meminta masyarakat untuk mendukung keseriusan pemerintah melalui PLN dalam mengolah potensi panas bumi di Pulau Flores, termasuk pengembangan PLTP Ulumbu. Saya harapkan seluruh komponen ikut terlibat untuk membantu sehingga program ini berjalan lancar," ujar Viktor.

Viktor menegaskan ketersediaan pada listrik bersih akan membuka potensi pengembangan ekonomi seluruh masyarakat NTT. Termasuk sektor pariwisata yang punya potensi besar untuk jadi destinasi dunia seperti Labuan Bajo.

Baca Juga: Pertamina EP Subang Field dan BUMD PT SEA Bekerja Sama Kelola Gas Bumi

"Orang tidak mau masuk hotel kalau energi listriknya bersumber dari energi fosil. Pengembangan PLTP Ulumbu adalah bagian dari upaya kita membenahi ini semua," ujarnya.

Senada, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) Abdul Nahwan mengungkapkan NTT saat ini kebutuhan energi listriknya mengalami pertumbuhan pesat. Sehingga penambahan pasokan listrik, khususnya dari pembangkit EBT sangat dibutuhkan.

"Pemanfaatan potensi panas bumi PLTP Ulumbu ini sejalan dengan roadmap percepatan peningkatan bauran EBT nasional demi mencapai NZE pada 2060. Adapun pengembangan PLTP Ulumbu unit 5 dan 6 ini berkapasitas total 40 megawatt," kata Nahwan.

Baca Juga: PLN Bangun Pembangkit 10,6 GW hingga 2025, IESR: PLTS Harus Diperbanyak

Ia memaparkan pembangunan perluasan PLTP Ulumbu saat ini telah memasuki tahap survei dan pembebasan lahan. Sebelumnya, PLN juga telah mengoperasikan PLTP Ulumbu unit 1-4 dengan kapasitas total 10 MW.

Kehadiran PLTP, kata Nahwan, menjadi sangat penting karena sifatnya sustainable, yaitu dapat menghasilkan energi berkelanjutan sehingga tersedia untuk jangka waktu yang panjang. Energi ini juga reliable yakni tidak tergantung pada kondisi cuaca.

"Berbeda dengan PLTS dan PLTB, PLTP ini tidak bersifat intermittent, sehingga akan lebih andal bagi sistem kelistrikan. Keunggulan lain energi panas bumi adalah direct use atau dapat dipakai langsung ke pengguna akhir. Kemudian dapat menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi dan ramah lingkungan," pungkasnya