Kalsel

Pj Gubernur Kalsel Ungkap Penyebab Kalsel Terbelenggu PPKM Level IV

apahabar.com, BANJARMASIN – Kalimantan Selatan (Kalsel) masih belum hengkang dari daftar daerah dengan penularan Covid-19 tertinggi….

Oleh Syarif
Kalimantan Selatan (Kalsel) masih belum hengkang dari daftar daerah dengan penularan Covid-19 tertinggi. Foto-Ilustrasi/sportourism

apahabar.com, BANJARMASIN - Kalimantan Selatan (Kalsel) masih belum hengkang dari daftar daerah dengan penularan Covid-19 tertinggi.
Pemerintah pusat masih memasukkan Kalsel dengan ke daftar daerah yang menjalankan protokol paling ketat atau PPKM level IV.

Rupanya hal itu disebabkan angka testing dan tracing yang masih belum standar.

"Kalsel, kita jujur testing dan tracing belum memenuhi standar," kata Pejabat sementara Gubernur, Safrizal ZA disela memantau vaksinasi masal di Hotel Batung Batulis, Banjarmasin, Senin (23/8).

Jika mengacu pada standar WHO, dari satu orang yang tertular Covid-19 maka perlu melakukan tracing dan testing pada 30 orang. Sementara Kalsel hanya 3 - 5 orang.

Standar itu lah yang menyebabkan Kalsel belum bisa betul-betul memutus mata rantai penularan Covid-19.

Safrizal berujar, selain itu masih tingginya angka Fatality Rate atau angka kematian akibat Covid-19 masih tinggi di Kalsel.

"Angka kematian ini dari hasil analisa mengambil sampel di beberapa rumah sakit, angka kematian itu karena terlambat ke rumah sakit," Sambungnya.

Disebutkan orang yang meninggal karena Covid-19 juga disertai penyakit bawaan atau komorbid.

Selain itu, masyarakat yang tertular Covid-19 boleh isolasi mandiri (isoman), akan tetapi tempat isolasi harus memiliki standar khusus yang tak mudah menularkan ke orang lain.

Pemerintah Kalsel, kata Safrizal, sudah meminta para kepala daerah kabupaten kota untuk memperbanyak BOR dan Isolasi Terpusat (Isoter).