Kebakaran Jakarta

Pindahkan Depo Plumpang Atau Relokasi Warga, Begini Pertimbangannya

Tragedi kebakaran Plumpang pada 3 Maret 2023 masih menyisakan duka mendalam bagi para korban.

Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. (Foto: dok.ESDM)

apahabar.com, JAKARTA - Tragedi kebakaran Plumpang pada 3 Maret 2023 masih menyisakan duka mendalam bagi para korban. Buntut peristiwa itu sedikitnya 19 warga tewas dan 35 orang lainnya harus mendapatkan perawatan intensif.

Sejatinya, Depo yang menjadi objek vital negara itu sudah ada sejak tahun 70-an dan mengalami kebakaran sebanyak dua kali. Kebakaran hebat pertama kalinya terjadi di Depo Pertamina Plumpang pada 18 Januari 2009.

Pasca-kebakaran, terdapat dua pilihan yang bisa dipilih pemerintah sebagai solusi atas permasalahan itu. Bisa dengan melakukan relokasi Depo Pertamina Plumpang atau merelokasi permukiman warga.

Menanggapi itu, Kementerian ESDM menyebut Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang merupakan bagian dari fasilitas hilir minyak dan gas bumi yang sangat penting. Pasalnya, sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia disuplai dari TBBM Plumpang milik PT Pertamina (Persero) tersebut.

Baca Juga: Pilu Korban Kebakaran Plumpang: Dipaksa Teken Surat Pertamina di RS Polri

Saat ini, total kapasitas tangki penyimpanan BBM di Depo Plumpang sebesar 324.535 KL, dengan suplai utama dari Terminal BBM Balongan melalui pipa penyalur sepanjang 210 kilometer.

Selain itu, TBBM Plumpang juga mendapatkan suplai BBM dari sumber lain melalui kapal laut. Sepanjang bulan Februari 2023, total penerimaan BBM yang disuplai ke TBBM Plumpang dan Tanjung Priok sebanyak 491.485 KL.

Untuk menyelidiki penyebab terjadinya kebakaran di area TBBM Plumpang, Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas sudah menurunkan tim khusus. Tim mulai bekerja untuk melakukan investigasi di lokasi kebakaran.

Selain itu, Kementerian ESDM meminta Pertamina melakukan analisis risiko terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki. "Kami meminta Pertamina melakukan analisa risiko terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki," ujar Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi ESDM dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/3).

Baca Juga: Empat Jenazah Korban Kebakaran Depo Plumpang Berhasil Diidentifikasi

Sebagai antisipasi, penyaluran juga sudah di back up dari TBBM terdekat yaitu TBBM Tanjung Gerem, TBBM Cikampek, dan TBBM Ujung Berung. Pasokan BBM ke Plumpang juga diamankan melalui dukungan dari Kilang Cilacap dan Balongan yang disalurkan lewat laut.

Beda Pendapat Pemerintah

Tragedi kebakaran di Depo Plumpang membuat pemerintah harus mengambil tindakan cepat. Menteri BUMN Erick Thohir memastikan TBBM Plumpang akan segera dipindahkan ke lahan milik PT Pelindo di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.

"Kita akan memindahkan yang namanya Terminal BBM Plumpang ke tanah Pelindo, di mana dua tahun lalu sudah kita rapatkan," ujar Erick kepada awak media di Jakarta, Senin (6/3).

Berbeda dengan Erick, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan justru punya pandangan berbeda. Ia menilai seharusnya bukan TBBM Plumpang yang dipindahkan, tetapi masyarakat yang tinggal di sekitaran depo tersebut.

Baca Juga: Pemerintah akan Fasilitasi Hunian Sementara Korban Kebakaran Plumpang dengan Kontrakan

"Plumpang itu sudah dibuat di sana, ada daerah kosong atau buffer zone untuk tidak ada kejadian (kebakaran). Jangan depo ini yang disuruh pindah, orang yang tidak berhak di situ yang harus disuruh pindah, jangan dibalik-balik," tegasnya.

Menurut Pengamat

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi berpendapat kebakaran yang kedua kali di Depo Pertamina Plumpang dan Kilang Minyak Pertamina mengindikasikan bahwa sistim keamanan (safety system) amat buruk.

Pasalnya, sistem keamanan di bawah International Standard mensyaratkan zero accidents bagi asset strategis dan resiko tinggi.

Dia menilai Pertamina tidak tampak melakukan upaya serius untuk memperbaiki sistim keamanan yang diterapkan. Akibatnya kebakaran beruntun Kilang Minyak dan Depo BBM milik Pertamina kembali berulang. Bahkan kali ini telah merenggut nyawa 19 penduduk.

Baca Juga: Pertamina Siap Pindahkan TBBM Plumpang ke Lahan Pelindo

Dalam kondisi saat ini, opsi pemindahan Depo Pertamina Plumpang disebutnya sebagai pilihan tepat dan cepat dengan mempertimbangkan beberapa alasan. Pertama, penyulut kebakaran berawal dari Depo Pertamina Plumpang, bukan rumah Penduduk.

“Tidak tersedia bufferwater cukup yang dibutuhkan untuk proses pendinginan pipa. Pendistribusian BBM dari kilang ke Depo menggunakan pipa yang sebagian melewati kawasan penduduk," ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (9/3).

Sehingga saat pipa terbakar pasti akan menyebabkan kebakaran rumah penduduk di sekitarnya. "Dengan alasan tersebut, maka hanya satu solusi, pindahkan Depo Pertamina Plumpang dengan segera” pungkasnya.