Kalsel

Pilu Pacar Korban Pembunuhan di Buncit Indah, Niatan Nikah Ambyar

apahabar.com, BANJARMASIN – AS (17), hanya bisa menangis sesenggukan. Di benaknya, masih terngiang insiden nahas yang…

AS mengantarkan jasad hingga ke persemayaman terakhir sang kekasih di Kotabaru. apahabar.com/Riyad Dafhi R

apahabar.com, BANJARMASIN – AS (17), hanya bisa menangis sesenggukan. Di benaknya, masih terngiang insiden nahas yang menimpa sang kekasih Muhammad Sapii (19).

Nyawa Sapii, perantau asal Kotabaru itu melayang di rumah kontrakannya sendiri Jalan Bumi Mas Raya, Kompleks Buncit Indah, Gang Adi Patra RT 17, Banjarmasin Selatan, Selasa (10/11) malam.

Dugaan pembunuhan menguat seiring diamankannya dua pemuda yang tak lain rekan Sapii.

Ironisnya kedua pelaku itu merupakan sosok yang sempat ditumpangi tempat tinggal karena sama-sama perantau olehnya.

Sebelum tragedi nahas itu AS rupanya sempat bertemu dengan Sapii.

Sejak siang hingga sore hari sejoli ini bahkan bersama menghabiskan waktu berkeliling Kota Seribu Sungai.

Kendati begitu AS belum memiliki firasat buruk soal apa yang akan menimpa pemuda yang sudah dipacarinya selama 4 bulan itu.

Bahkan sore itu Sapii sempat mengutarakan niatnya untuk menikahi AS.

“Dia bilang mau menikahi saya, tetapi katanya mau pulang dulu ke Kotabaru. Ternyata itu isyarat untuk pulang selamanya,” katanya lirih.

Ajakan menikah itu dibenarkan pula oleh ibu AS, Ayudia (34).

“Iya, dia sempat menyampaikan itu,” katanya.

Sapii, di mata Ayudia, dikenalnya sebagai pemuda baik dan santun.

“Dia pendiam. Tidak pernah ngajakin anak saya macam-macam. Biasanya cuma bertamu ke rumah,” katanya.

Karenanya ayah AS sangat merestui hubungan anaknya dengan Sapii.

“Bapaknya itu baru pertama suka sama pacar AS ya sama Sapii ini,” lanjutnya.

Momen terakhir yang masih membekas di ingatannya terjadi siang kemarin. Waktu itu, Sapii meminta AS untuk menemaninya potong rambut di Jalan Belitung Darat.

“Mendengar mereka ingin ke Belitung Darat, saya meminta kepada Pii (Sapii) untuk sekalian membelikan selada apabila telah selesai potong rambut,” katanya.

“Tapi tak lama setelah pergi, Pii dan AS kembali ke rumah. Pii mengantarkan pesanan saya, padahal rambutnya belum dipotong. Itu yang membuat hati saya terenyuh,” tambahnya.

Hari Selasa itu Sapii pulang dari rumah mereka sekira pukul 17.30 Wita.

“Setelah jalan-jalan seharian, dia pamit pulang,” katanya.

Sesampainya di rumah, Sapii sempat menelepon AS. Itu, kata dia, merupakan kebiasaan anaknya dengan Sapii.

“Mereka kadang teleponan sampai anak saya ketiduran,” kata warga Tatah Pemangkih Laut, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar itu.

Sebelum kejadian berdarah itu AS juga berkomunikasi lewat telepon. Namun ia ketiduran.

Sementara di ujung telepon Ayudia mendengar adanya suara ribut.

“Ada suara keributan di telepon, saya bangunkan anak saya. Suara itu kemudian hilang,” katanya hingga tak ada sahutan lagi oleh Sapii.

Tak diduga Sapii telah tewas dengan kondisi luka bacok di sekujur tubuhnya. Di sekitar jasadnya ditemukan kumpang atau sarung serta gagang mandau.

Selain itu didapati pula ponsel yang masih tercolok headset, bukti kalau ia baru saja menelepon kekasihnya, AS.

AS menambahkan kalau Sapii juga sempat bercerita kalau ada orang yang ingin meminjam uang dengannya.“Tidak tahu siapa. Ada yang mau pinjam uang Rp500.000,” katanya.

Benar saja, Sapii ternyata dibunuh oleh dua orang teman yang baru saja dikenalnya, yakni Jailani (30) dan Herman (30). Masalahnya karena Sapii tak mau meminjami uang.

Gegara hal sepele tersebut Sapii dibunuh dengan keji oleh dua pelaku di rumah kontrakannya sendiri.

Sapii ditemukan oleh warga setempat dengan kondisi tertelungkup serta badan penuh luka bacok. Ia kemudian dibawa ke Instalasi Jenazah Rumah Sakit Ulin Banjarmasin

Usai dilakukan visum dan autopsi, Rabu dini hari tadi, jasad Sapii langsung dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Kotabaru, sekira 10 jam perjalanan darat dari Kota Banjarmasin.

Sementara kedua pelaku diringkus tak jauh dari lokasi kejadian oleh Tim Gabungan dari Unit Reskrim Polsek Banjarmasin Selatan dibackup Tim Ops Jatanras Satreskrim Polresta Banjarmasin dan Unit Resmob Polda Kalsel.

Kapolsek Banjarmasin Selatan, Kompol Idit Aditya memimpin jumpa pers penangkapan kedua pelaku pembunuhan Sapii. Tampak kayu ulin dan mandau yang digunakan untuk menghabisi Sapii turut diperlihatkan. apahabar.com/Riyad Dafhi R

“Ditangkap sekitar pukul 01.00 dini hari, tak jauh di seputar lokasi kejadian,” kata Kapolsek Banjarmasin Selatan, Kompol Idit Aditya.

Keduanya baru menyerah setelah sebutir timah panas dari tembakan terukur petugas bersarang di kaki masing-masing.

“Dikhawatirkan melawan, maka kita berikan tindakan tegas terukur,” kata Kapolsek.

Dihadapkan ke depan awak media, Jailani dan Herman hanya bisa meringis kesakitan.

Dari pengakuan Jailani, mereka dengan korban, Muhammad Sapii (19) baru kenal beberapa hari saja.Dikenalkan oleh teman mereka yang juga kenal dengan korban dan kerap bertamu di kontrakan tersebut.

“Baru kenal beberapa hari. Di Banjarmasin ini saya memang sering datang dan menginap di tempat teman,” katanya.

Jailani tak menampik jika motif perbuatannya itu dipicu masalah uang.

“Saya mau pinjam uang Rp500 ribu. Tapi korban menyahut dengan kata yang menyinggung saya. Kata korban, kalau saya tidak mau pinjami uang, kamu mau apa? Itulah yang membuat saya tersinggung,” katanya.

Mendengar ucapan korban itu ia lantas naik pitam dan memukul korban dengan kayu ulin.

Ketika itu, kata Jailani, korban sempat melawan. Namun keburu dihujani tebasan mandau oleh pelaku Herman.

Ketika ditanya Herman malah melempar balik pernyataan Jailani. Kata Herman, Jailani lah yang menebas korban dengan mandau.

“Saya cuma pukul dengan kayu. Dia (Jailani) yang punya masalah,” katanya.

Kendati demikian, keduanya kini harus meringkuk di ruangan tahanan Mapolsek Banjarmasin Selatan akibat perbuatan kejinya itu.

Mereka disangkakan Pasal 338 Jo 351 Ayat 3 KUHP. “Ancaman hukuman 15 tahun penjara,” kata Kompol Idit Aditya.

Kronologis Penemuan

Sebelumnya jasad seorang pemuda ditemukan tewas bersimbah darah di salah satu kontrakan Jalan Bumi Mas, Komplek Buncit Indah RT 7, Banjarmasin Selatan, Selasa (18/11) malam.

Pemuda itu Muhammad Sapii (19) warga asal Kotabaru.

Di rumah tersebut korban mengontrak bersama temannya. Namun sebelum kejadian korban sedang di rumah sendirian.

Pantauan apahabar.com, selain ditemukan bersimbah darah, di sekitar jasad Sapii didapati kumpang serta gagang mandau sehingga diduga kuat ia merupakan korban pembunuhan.

Salah seorang tetangga Zulkifli menuturkan sempat mendengar keributan dari rumah kontrakan Sapii.

“Kukira sedang bercanda, memang sering temannya datang, sampai malam bercanda, jadi kita gak menghiraukan,” ujarnya.

Namun begitu, kata dia, tadi sempat terdengar suara minta tolong dari rumah tersebut.

“Saat dengar itu saya masih menonton TV di rumah. Kemudian saya dan anak saya mencoba menjenguk ke rumah tersebut,” katanya.

Saat didatangi, Zulkifli melihat ada dua orang, cirinya satu kurus dan satu gemuk. Namun dipastikannya kalau orang itu bukan penghuni rumah kontrakan.

“Saya bertanya, ada apa ini? Dijawabnya tidak ada apa-apa. Tapi saya lihat tangannya sambil melayangkan senjata tajam,” ceritanya.

Melihat itu, Zulkifli dan anaknya pun langsung pergi meninggalkan rumah untuk memberitahukan warga lainnya. Namun nahas, sekembalinya mereka, korban telah didapati tewas bersimbah darah.

Duh, Pembunuhan Keji di Buncit Indah Banjarmasin Hanya karena Masalah Sepele