Hot Borneo

Pilu Bocah di Kotabaru Jadi Yatim Piatu Dalam Sehari, Keluarganya Meninggal Tersetrum

apahabar.com, KOTABARU – Kejadian satu keluarga yang meninggal akibat tersetrum di Desa Sukadana, Kecamatan Pamukan Selatan,…

Fatimah menjadi yatim piatu dalam sehari, setelah sang ayah dan ibu meninggal dunia akibat tersengat listrik. Foto: Istimewa

apahabar.com, KOTABARU – Kejadian satu keluarga yang meninggal akibat tersetrum di Desa Sukadana, Kecamatan Pamukan Selatan, Kotabaru, Senin (4/7), ternyata menyisakan kisah pilu lain.

Diketahui insiden itu menewaskan ayah, ibu dan seorang anak yang masing-masing bernama Amiri (36), Ernawati (37) dan Diki Saputra (11).

Belakangan diketahui pasangan Amiri dan Ernawati memiliki seorang putri bernama Fatimah yang baru berusia 7 tahun.

Lantas akibat tragedi yang menimpa, Fatimah menjadi yatim piatu, serta ditinggal sang kakak sekaligus dalam sehari.

Sekarang untuk mencari tempat berteduh dan melanjutkan kehidupan, bocah berambut poni ini tinggal bersama sang paman yang merupakan saudara kandung Amiri.

Baca juga:Nahas Satu Keluarga di Kotabaru Tewas Tersengat Listrik

Baca juga:Hari Ini Jenazah Satu Keluarga Tewas Tersengat Listrik di Kotabaru Dimakamkan

Situasi yang dialami Fatimah, juga telah direspons Pemdes Sukadana. Bahkan kepala desa setempat, Suryaman Tadung, sudah mengutarakan niat mengadopsi Fatimah.

“Jujur saya sedih sekali. Tidak menyangka Fatimah secepat itu ditinggal ayah, ibu dan kakak untuk selamanya,” ungka Suryaman kepada apahabar.com, Kamis (7/7) malam.

Sebelum meninggal dunia, Amiri bekerja sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan tak menentu. Mereka pun menetap di sebuah rumah yang sederhana.

“Sebenarnya kami sudah menyampaikan keinginan mengadopsi. Namun Fatimah belum bersedia dan memilih tinggal bersama sang paman,” imbuh Suryaman.

Kemudian untuk mengurangi beban dan kesedihan Fatimah, Suryaman berinisiatif warga sering datang menghibur bocah tersebut.

“Beberapa hari setelah kejadian, saya bertemu Fatimah. Ia mengatakan setelah ayah dan ibu sudah meninggal, lalu siapa yang membayar utang ponsel kakak,” cerita Suryaman.

Mendengar kalimat yang dilontarkan sang bocah, Suryaman tak kuasa meneteskan air mata. Didorong rasa iba tak terperi, Suryaman bersama unsur Kecamatan Sukadana menggalang donasi untuk Fatimah.

Upaya tersebut tidak sia-sia. Banyak warga yang prihatin dan menyumbangkan sebagian rezeki. Bahkan kreditan ponsel sang kakak telah dilunasi.

Sedangkan untuk biaya pelaksanan doa bersama seusai pemakaman, warga Desa Sukadana pun bahu-membahu menyumbang dana.

“Alhamdulillah setelah beberapa hari menggalang donasi, banyak yang membantu Fatimah. Sampai sekarang pun masih banyak yang mengirimkan bantuan lewat rekening,” tandas Suryaman.

Untuk dermawan yang ingin membantu menyumbang, diarahkan datang langsung ke Desa Sukadana atau melalui kepala desa setempat.