Kalsel

Peternak Ayam Ras Kalsel Menjerit, Harga Jadi Pemicunya

apahabar.com, BANJARBARU – Peternak ayam ras atau ayam broiler di Kalimantan Selatan menjerit. Hal ini merupakan…

Kepala Harian Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Rudi Budiarto saat ditemui di MH2T, Banjarbaru, Jumat (23/8).Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah

apahabar.com, BANJARBARU – Peternak ayam ras atau ayam broiler di Kalimantan Selatan menjerit. Hal ini merupakan dampak dari merosotnya harga jual ayam ras atau ayam broiler yang tak sebanding dengan harga biaya produksinya.

Kepala Harian Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR), Rudi Budiarto mengatakan, kondisi ini telah lama dirasakan oleh para peternak Kalimantan Selatan.

“Rendahnya harga ini sudah terjadi pada awal tahun 2019 dan puncaknya pada setelah hari Raya Idul Fitri kemarin,” ujarnya saat ditemui di MH2T, Banjarbaru, Jumat (23/8/2019).

Menurutnya saat ini rata-rata harga daging ayam ras di tingkat peternak berkisar Rp10.000 per kilogram (kg), sementara harga biaya produksi sudah mencapai Rp19.000 per kg, dan di Banjarmasin mencapai Rp21.000 per kg.

Produksi ayam ras secara berlebihan menjadi faktor penyebab turunnya harga ayam ras dalam beberapa hari ini.

Adapun penyebab turunnya harga dikarenakan tempat suplai hasil produksi ke daerah-daerah di Kalteng tidak berjalan karena Kalteng sudah memiliki sentral produksinya sendiri.

“Oleh karena itu harus membuat pasar baru di Kalsel ini,” ujarnya lagi.

Untuk diketahui, Pemerintah Daerah melalui Dinas Perkebunan Dan Peternakan sudah mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi merosotnya harga jual ayam ras tersebut. mereka sudah berkoordinasi dengan petani ayam ras juga perusahaan terkait.

“Kami sudah koordinasi dengan Kepala Dinas Perdagangan kemarin. Dalam koordinasi itu menjelaskan tentang langkah yang akan direncanakan,” ujar Plh Disbunak Kalsel, Hanif Faishal Nurofiq.

Minggu depan, pihaknya akan membentuk tim pengawasan untuk mengontrol jumlah ayam dalam 35 hari ke depan.

Baca Juga: Harga Cabe Masih Sepedas Rasanya

Baca Juga: Kemarau tak Ganggu Produksi Cabai

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Muhammad Bulkini