Tak Berkategori

Pesantren Ujung Tombak Pertahanan NU

apahabar.com, MARTAPURA – Ketua PCNU Banjar, Rusniansyah Marlim memberikan sambutan pada peringatan istighotsah kubro yang dilaksanakan…

Rusniansyah Marlim, Ketua PCNU Banjar memberi sambutan pada acara Istighotsah Kubro dan Tahlil dalam rangka Harlah NU ke 96 di Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura, Minggu (24/3) sore. Foto-apahabar.com/MRF

apahabar.com, MARTAPURA – Ketua PCNU Banjar, Rusniansyah Marlim memberikan sambutan pada peringatan istighotsah kubro yang dilaksanakan di Alun-alun Ratu Zalecha, Martapura, Kabupaten Banjar, Minggu (24/3) siang.

Dalam sambutannya Rusniansyah menyampaikan NU harus bersatu dan jangan mudah dipecah belah oleh pihak manapun.

Baca Juga: Kesaksian Korban Kebakaran di Jalan Veteran, Api Diduga dari Dapur

Ia juga menyampaikan pesan dari Ketum PBNU tahun 1972-1982 DR. KH Idham Chalid.

“Beliau berpesan pesantren merupakan ujung tombak pertahanan NU. Apabila pesantren sudah dilemahkan dan dipecah belah dengan aliran yang macam-macam, maka Nahdatul Ulama tidak ada apa-apanya,” ucapnya.

Dia juga mengajak masyarakat untuk mencintai dan merangkul pesantren, seperti yang dilakukan DR. KH Idham Chalid.

Di akhir sambutannya Ketua PCNU Banjar ini berharap agar pesantren bersatu agar Nahdatul Ulama (NU) semakin kuat.

Pada acara itu, shalawat, tahlil dan lantunan ayat suci al Quran bergema di Alun-alun Ratu Zalecha.

Shalawat dan tahlil ini membuka secara langsung pelaksanaan Istighosah Kubro dan Tahlil Nasional, yang dilaksanakan PWNU Kalsel dan PCNU Martapura dalam rangka Harlah ke- 96 Hijriyah, sekaligus peringatan Isra Miraj.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut, para alim ulama pengurus PWNU Kalsel dan PCNU Kabupaten Banjar. Seperti KH Fadlan Asy'ari, KH Muhammad Husin, Ketua Yayasan Ponpes Darussalam, KH Abdul Aziz. Hadir juga Abdul Haris Makkie, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, ratusan alim ulama dan ribuan warga Nahdiyin Kalsel.

Baca Juga: Simulasi Perubahan Arus Jembatan Alalak, Ini Catatan Dinas Perhubungan

Reporter: M Randy Fitrawan
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin